Sumbawa

DLH Sumbawa Siapkan 21 Ribu Bibit Kemiri untuk Pulihkan Lahan Kritis

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan memulihkan ekosistem hutan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa menyiapkan 21.400 bibit kemiri. Mereka akan menanam di sejumlah lahan kritis.

DLH Sumbawa memusatkan program ini di Empang Bawah dan Batulanteh, dua kawasan yang rentan mengalami kerusakan lingkungan akibat berkurangnya tutupan pohon. Melalui kegiatan ini, pemerintah berupaya memperkuat ketahanan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kepala DLH Sumbawa, Pipin Shakti Bitongo, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan seluruh bibit kemiri dan hanya menunggu waktu tanam yang tepat. Ia menegaskan, cuaca yang masih tidak menentu membuat penanaman belum bisa dilakukan.

“Kami sudah siap menyalurkan bibitnya, tetapi kami menunggu musim hujan benar-benar stabil agar penanaman tidak gagal akibat cuaca ekstrem,” ujar Pipin.

Pipin menjelaskan, langkah ini menjadi bagian dari strategi daerah dalam menghadapi perubahan iklim yang mulai berdampak pada kondisi hutan dan ketersediaan air.

Tidak hanya bibit kemiri

Selain kemiri, DLH Sumbawa juga memberikan bibit buah-buahan kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan. Dengan cara itu, warga bisa memetik hasil dari tanaman yang mereka rawat, sehingga mereka terdorong ikut menjaga kelestarian hutan.

“Kami ingin masyarakat ikut menanam dan merawat pohon. Kalau mereka bisa memetik hasil buah dan kemiri, mereka juga akan menjaga hutan agar tetap lestari,” tambahnya.

DLH Sumbawa memilih lokasi penanaman berdasarkan usulan masyarakat pada 2024. Sebagian besar lahan yang mereka usulkan masuk kategori kritis.

Pemerintah daerah menilai, memulihkan kawasan itu penting untuk mencegah bencana lingkungan seperti longsor dan kekeringan.

Pada 2025, DLH menargetkan penanaman 600 ribu bibit pohon, terdiri atas 200 ribu bibit kemiri dan 400 ribu bibit sengon.

Dengan menanam tanaman keras tersebut, pemerintah ingin menekan laju kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan, terutama untuk tanaman jagung.

“Pemkab Sumbawa berkomitmen menjaga hutan dengan menanam pohon bernilai ekonomi. Cara ini memperkuat ekosistem sekaligus mendukung ekonomi hijau berbasis masyarakat,” tegas Pipin.

Melalui program ini, Pemkab Sumbawa berharap dapat memperbaiki tutupan hutan, memperkuat ketahanan ekosistem, dan membantu masyarakat menghadapi tantangan perubahan iklim secara berkelanjutan. (*)

Berita Terkait

Back to top button