Mengenal Abdul Hamid BKN, Tokoh Muhammadiyah yang Mendirikan PSSI

Jakarta (NTBSatu) – Sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) PP Muhammadiyah, Fajar Junaedi menyebut Abdul Hamid BKN, santri Kiai Ahmad Dahlan, sebagai salah satu pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Pernyataan itu disampaikan Fajar dalam siniar TVMU Jogja, sebagaimana dikutip oleh laman resmi Muhammadiyah pada Senin, 13 Oktober 2025.
Ia mengutip pesan Presiden Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah)”. Pernyaatan ini menegaskan pentingnya mengingat peran tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam dunia sepak bola nasional.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Bendahara pertama PSSI itu namanya Pak Abdul Hamid BKN. Beliau juga pernah menjadi salah satu pimpinan di Pusat Muhammadiyah,” ujar Fajar, yang juga merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Fajar menjelaskan, Abdul Hamid BKN berperan sebagai bendahara pertama sekaligus tokoh penting yang bersama Ir. Soeratin Sosrosoegondo mendirikan PSSI pada 19 April 1930 di Yogyakarta.
Profil Abdul Hamid BKN
Ensiklopedia Muhammadiyah Jilid I halaman 76 mencatat bahwa Abdul Hamid BKN merupakan santri langsung Kiai Ahmad Dahlan bersama KR H. Hajid, H. Sujak, H.M. Mochtar, dan H. Wasool Jakfar dalam Fathul Asrar wa Miftahus Sa’adah (FAMS).
Abdul Hamid aktif di Hizbul Wathan dan menjabat Bendahara Muhammadiyah 1937–1942 di bawah Mas Mansur. Ia juga mewakili PSHW saat mendirikan PSSI bersama klub legendaris seperti Persija, Persib, PSIM, Persis, MVB, IVBM, dan Persebaya.
Fajar menambahkan, semangat Abdul Hamid terhadap sepak bola menurun ke anaknya, Muhammad Dasron Hamid, yang juga dikenal sebagai tokoh penting dalam persepakbolaan Yogyakarta.
Dasron pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) selama tiga periode.
“Para pendukung setia Laskar Mataram pasti tahu sejarahnya, apalagi yang mengalami PSIM era 90-an hingga 2000-an awal,” tutur Fajar.
Dengan pernyataan ini, Fajar mengingatkan agar sejarah dan kontribusi tokoh Muhammadiyah seperti Abdul Hamid BKN tidak terhapus dari ingatan bangsa, terutama dalam perjalanan panjang sepak bola Indonesia. (*)