Curhat Fabio Quartararo Usai Balapan di Mandalika: Panas Sekali, Rasanya seperti Terbakar

Mataram (NTBSatu) – Fabio Quartararo membagikan pengalaman beratnya setelah menyelesaikan balapan MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Pembalap Yamaha asal Prancis itu mengakui kondisi cuaca ekstrem di Mandalika membuat fisiknya terkuras habis sepanjang balapan. Quartararo menggambarkan sensasi panas di atas motor seperti berada di dalam oven terbuka.
“Panas sekali. Saya berada di belakang banyak pembalap dan knalpot motor mengenai kaki saya. Rasanya benar-benar terbakar,” ujar Quartararo, mengutip Crash.net, Selasa, 7 Oktober 2025.
Quartararo memulai balapan dari posisi kedelapan dan memilih kombinasi ban keras di bagian depan serta ban lunak di belakang.
Menurutnya, menjadi satu-satunya cara agar tetap merasa nyaman di tengah suhu lintasan Mandalika yang mencapai lebih dari 50 derajat Celsius.
Meskipun sulit melakukan manuver menyalip di lintasan lurus. Ia terus menjaga ritme dan akhirnya finis di posisi ketujuh sebagai pembalap Yamaha terbaik.
“Itu satu-satunya kombinasi ban yang terasa cukup nyaman, tapi kami harus benar-benar menjaga kondisi ban belakang,” ucap Fabio Quartararo.
Pembalap berusia 26 tahun itu menuturkan betapa sulitnya mempertahankan posisi karena kehilangan daya dorong setiap kali keluar tikungan.
“Yang paling sulit adalah saya tidak bisa menyalip siapa pun, karena setiap keluar tikungan, mereka langsung melesat menjauh,” lanjutnya.
Untuk mengatasi situasi tersebut, Quartararo fokus menjaga suhu ban dan kestabilan motor agar tetap kompetitif hingga garis akhir.
“Tapi saya rasa, saya mengendarai dengan cukup baik dan cukup cerdas dalam mengatur ban belakang,” katanya.
Performa Alex Rins
Sementara itu, performa Alex Rins menarik perhatian tim Yamaha. Rekan Quartararo itu tampil solid sejak sesi kualifikasi dan menutup akhir pekan dengan posisi keempat hasil terbaiknya sepanjang musim 2025.
“Bagi saya, ini salah satu akhir pekan terburuk dari sisi feeling (perasaan, red) dengan motor, tetapi dia sangat cepat. Menyenangkan bisa melihat datanya dan belajar bagaimana saya bisa memperbaiki diri,” ujar Quartararo.
Menurutnya, kecepatan Rins disebabkan oleh karakter Sirkuit Mandalika yang cocok dengan gaya balapnya, bukan karena perubahan besar pada motor Yamaha.
“Menurut saya lebih karena karakter sirkuit dan cara dia menekan motor. Selain itu, beberapa pembalap seperti Raul Fernandez dan Luca Marini sempat keluar jalur. Jadi Alex bisa memanfaatkan momen itu untuk menyalip,” tambahnya.
Bagi Quartararo, seri Mandalika menjadi ujian fisik dan mental yang luar biasa. Panas ekstrem, tantangan teknis, serta keterbatasan daya tahan ban membuatnya harus berjuang keras hingga akhir. (*)