ADVERTORIALPendidikan

Kolaborasi Undikma – Unram Dorong Kemandirian Pangan P2L Gempur Asri Lewat Hidroponik Green NFT Smart System

Mataram (NTBSatu) – Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) dan Universitas Mataram (Unram) memperkuat kemandirian pangan masyarakat. Hal itu diimplementasikan lewat pelatihan teknologi hidroponik green NFT smart system, bagi Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Gempur Asri di Kota Mataram.

Program ini berlangsung berkat dukungan hibah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) yang fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan secara praktis.

Pelatihan yang berjalan selama beberapa hari ini langsung melibatkan anggota P2L Gempur Asri. Peserta aktif mempelajari teori hidroponik, cara mencampur nutrisi, hingga praktik menanam sayuran dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique).

Metode tersebut untuk mengoptimalkan produksi pangan di lahan terbatas. Sekaligus membuka peluang usaha baru berbasis pertanian perkotaan.

Ketua Tim Pelaksana dari Undikma, Sri Nopita menegaskan, hidroponik dapat menjawab tantangan keterbatasan lahan. Ia menyebut, metode ini mampu menghasilkan sayuran segar sepanjang tahun, hemat air, serta bernilai jual tinggi.

IKLAN

“Hidroponik adalah jawaban bagi keterbatasan lahan di daerah perkotaan maupun perdesaan padat. Dengan sistem ini, masyarakat bisa menanam sayuran segar sepanjang tahun, lebih higienis, hemat air, dan bernilai jual tinggi,” ungkapnya, Selasa, 16 September 2025.

Dosen Unram, Dr. Guyup Mahardian M.Sc., menambahkan, sinergi dua kampus ini tidak berhenti pada pelatihan.

“Kami juga memberi pendampingan berkelanjutan, agar P2L Gempur Asri bisa menjadi model sukses hidroponik yang bisa direplikasi di daerah lain,” jelasnya.

Apresiasi Program Kolaborasi Undikma-Unram

Semangat peserta terlihat jelas saat sesi praktik. Mereka memasang instalasi pipa hidroponik, mengukur larutan nutrisi, hingga menanam bibit sayuran.

Anggota kelompok, Siti Aminah mengaku, metode baru ini membuka harapan besar. “Dulu kami hanya mengandalkan tanah, hasilnya terbatas. Dengan hidroponik, panen bisa lebih cepat dan hasilnya lebih segar. Saya semakin termotivasi untuk menerapkannya di rumah,” ujarnya.

IKLAN

Selain praktik budidaya, pelatihan juga menekankan aspek manajemen usaha dan pemasaran. Tim dosen mengajarkan strategi branding, teknik pengemasan produk, serta pemanfaatan media digital untuk memperluas pasar.

Langkah ini bertujuan agar produksi tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga memberikan tambahan pendapatan.

Ketua P2L Gempur Asri, Hj. Hartatiningsih menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan perguruan tinggi. Ia optimistis, ilmu yang diperoleh dapat menjadi modal kelompok untuk mandiri pangan sekaligus menjual produk hidroponik ke pasar lokal.

“Kami merasa diberdayakan. Dengan bekal ini, kami yakin bisa meningkatkan ekonomi keluarga anggota kelompok,” tegasnya.

Dampak sosial program pun mulai terlihat. Warga sekitar tertarik mempelajari sistem hidroponik dan beberapa di antaranya berencana membentuk kelompok baru.

Efek domino ini membuktikan, transfer ilmu dari kampus dapat mempercepat perubahan sosial sekaligus meningkatkan ketahanan pangan.

Ke depan, tim dosen berencana melakukan monitoring (pemantauan, red) rutin, membantu mengatasi kendala teknis, menjaga kualitas produksi, hingga membuka akses jaringan pemasaran.

Ismail Efendi dari Undikma menegaskan, kembali tujuan utama program ini. “Kami ingin membuktikan, kampus hadir di tengah masyarakat. Melalui hibah Ristekdikti, teknologi inovatif bisa menjadi solusi nyata untuk mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi sirkular berkelanjutan,” ungkapnya.

Bagi masyarakat Gempur Asri, pelatihan ini menjadi tonggak penting menuju masa depan yang lebih mandiri dan hijau. Hidroponik kini tidak lagi sebatas konsep akademik, melainkan tumbuh nyata di pekarangan warga sebagai simbol kemandirian pangan sekaligus peluang ekonomi baru. (*)

Berita Terkait

Back to top button