Pemprov NTB Dorong Kebangkitan Pariwisata Sumbawa Lewat Delapan Kawasan Strategis
Mataram (NTBSatu) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong percepatan pembangunan pariwisata di Pulau Sumbawa.
Delapan kawasan wisata yang tersebar dari barat hingga timur pulau kini disiapkan menjadi lokomotif baru yang akan menggerakkan perekonomian wilayah. Penetapan ini mengacu pada Lampiran II Peraturan Daerah NTB Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) 2013–2028 yang menjadi rujukan pengembangan sektor pariwisata di NTB.
Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi, mengatakan Pulau Sumbawa memiliki karakter pariwisata yang sangat kuat dan beragam, yang bila diolah secara optimal dapat menjadikannya pusat baru pariwisata Indonesia.
“Delapan kawasan ini bukan hanya indah, tapi punya kekuatan ekonomi dan budaya yang luar biasa. Ini lokomotif baru pariwisata Sumbawa, dan kita ingin pengembangannya benar-benar memberi dampak untuk masyarakat,” ujarnya, Sabtu, 25 November 2025.
Ia menjelaskan, kawasan Alas Utan, yang mencakup Agrotamasa, Pulau Bedil, dan Pulau Bungin, menawarkan kombinasi wisata alam, budaya pesisir, dan agrowisata yang khas.
Pulau Bungin sebagai salah satu pulau terpadat di dunia menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dari sisi barat, Poto Tano–Maluk menjadi gerbang visual bagi wisatawan yang datang melalui jalur laut.
Tebing karang, laut biru jernih, dan ombak Maluk yang dikenal di kalangan peselancar internasional menjadikan kawasan ini bernilai strategis.
Bergeser ke tengah pulau, Batu Hijau–Dodo Rinti memiliki kekuatan pada wisata alam pegunungan dan edukasi tambang, sekaligus menawarkan pengalaman budaya lokal yang masih kental.
Sementara itu, ikon besar Sumbawa, SAMOTA (Saleh–Moyo–Tambora), terus diposisikan sebagai destinasi kelas dunia. Teluk Saleh dengan keanekaragaman hayatinya, Pulau Moyo dengan pesona air terjunnya, serta Gunung Tambora dengan sejarah letusannya menjadi daya tarik yang sulit disaingi daerah lain.
Di selatan, Hu’u yang dikenal sebagai surga selancar internasional tetap menjadi magnet wisatawan mancanegara. Ombak Lakey yang unik menjadikan kawasan ini tak pernah sepi dari peselancar.
Melihat wilayah timur, Teluk Bima memadukan wisata bahari dengan kekayaan budaya, mulai dari Pantai Lawata dan Amahami hingga situs sejarah Wadu Pa’a dan Benteng Asakota. Kawasan ini memiliki potensi wisata keluarga hingga wisata edukatif.
Tak jauh dari situ, Teluk Waworada–Wane menawarkan pantai alami yang masih sangat perawan dan cocok untuk wisata minat khusus seperti trekking dan fotografi alam.
Sementara kawasan paling timur, Sape–Pulau Sangiang, menghadirkan keindahan laut yang eksotis, spot penyelaman kelas dunia, serta kekayaan budaya di Maria dan Sambori dengan rumah adat Uma Lengge yang ikonik.
Menurut Dr. Iswandi, pengembangan delapan kawasan tersebut tak hanya berorientasi pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga untuk membuka ruang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
“Yang terpenting adalah masyarakat bisa mendapatkan manfaat langsung dari pariwisata. Kita ingin Sumbawa tumbuh, tumbuh bersama masyarakatnya,” pungkasnya. (*)



