Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional di Forum BRICS

Jakarta (NTBSatu) – Presiden Prabowo Subianto menyoroti fenomena standar ganda dalam penerapan hukum internasional. Hal ini ia ungkapkan saat berbicara di forum BRICS Leaders Virtual Meeting, Senin, 8 September malam.
“Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double dan bahkan triple standard,” ungkap Prabowo. Sebagaimana tayangan YouTube Sekretariat Presiden , Selasa, 9 September 2025. “Di mana hukum internasional setiap hari terabaikan,” lanjutnya,
Ia menilai praktik standar ganda semakin sering muncul di panggung global.
Menurutnya, situasi dunia lebih banyak diwarnai oleh kepentingan negara-negara kuat dibandingkan keadilan yang seharusnya ditegakkan oleh hukum internasional.
“Di mana yang berkuasa adalah yang benar, di mana negara kecil yang kurang berkuasa terintimidasi, di mana perdagangan dan keuangan menjadi senjata, kami menilai saat ini saatnya BRICS untuk terus berkembang,” jelasnya.
BRICS Pilar Kekuatan Dunia
Prabowo juga menegaskan pandangannya mengenai posisi BRICS yang kian penting sebagai pilar kekuatan dunia. Di mana menurut dia, BRICS merepresentasikan kekuatan ekonomi, populasi, pasar, dan sumber daya alam terbesar di dunia.
“BRICS sekarang memiliki populasi lebih dari 55 persen di dunia. Kita memiliki global GDP lebih dari 40 persen,” ujar Presiden.
“BRICS memiliki negara dengan ekonomi terbesar, negara terbesar secara populasi, pasar terbesar, dan negara dengan sumber daya alam terbesar, sumber daya kritis,” papar Prabowo.
Selain itu, Prabowo menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif negara-negara BRICS serta pentingnya menjaga keterbukaan dan koordinasi. Ia juga menyatakan apresiasi terhadap kepemimpinan Brasil.
“Kami menghormati kepemimpinan Presiden Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih dekat dengan semua negara BRICS,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hadir dalam pertemuan itu para pemimpin BRICS. Di antaranya Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Lalu, Menteri Urusan Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar yang mewakili PM India Narendra Modi, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, serta Presiden Brasil Lula da Silva selaku ketua BRICS tahun 2025. (*)