RS Ruslan Seleksi Ketat Pasien Program Bayi Tabung, Banyak Gugur karena TBC Perut

Mataram (NTBSatu) – Rumah Sakit (RS) H. Moh. Ruslan, Kota Mataram meluncurkan program bayi tabung pertama di Indonesia timur dan satu-satunya di NTB pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Direktur RS H. Moh. Ruslan Mataram, dr. Hj. NK Eka Nurhayati menyebut, program ini menjadi harapan baru bagi pasangan suami istri yang tengah berjuang mendapatkan momongan. Program tersebut mulai dari Rp65 juta, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan pasien.
“Semakin tua usia pasien, maka biaya bisa lebih tinggi karena diperlukan obat tambahan untuk menjaga kualitas sel telur,” ujarnya.
Sebelum peluncuran resmi, RS Ruslan telah membuka pendaftaran bagi pasien. Dokter Eka mengungkapkan, dari puluhan pendaftar, hanya 8 pasien yang benar-benar lolos seleksi ketat.
Usia pasien yang diterima berkisar antara 20 hingga 40 tahun, sesuai dengan kriteria medis terbaik untuk program ini.
Salah satu penyebab utama kegagalan seleksi adalah tingginya temuan pasien dengan riwayat tuberkulosis perut (TBC peritoneal), penyakit yang masih menjadi endemik di NTB. TBC jenis ini dapat berdampak serius pada sistem reproduksi wanita dan mengancam keberhasilan kehamilan.
“Pasien dengan dugaan atau riwayat TBC perut kami tolak. Risiko terlalu tinggi,” terangnya.
Selain TBC perut, pasien juga gagal seleksi karena berbagai faktor lain, seperti gangguan hormon berat, gangguan sistem imun hingga masalah pada kondisi rahim dan ovarium.
“Banyak yang mendaftar, tapi kenyataannya hanya sedikit yang benar-benar bisa lanjut. Kami harus sangat selektif demi keamanan ibu dan calon janin,” jelas dr. Eka.
Tim Medis Gabungan dan Fasilitas Lengkap
Pelaksanaan program IVF ini melibatkan 14 tenaga medis ahli, terdiri dari 9 dokter dari pusat Fertility Center nasional dan 5 dokter spesialis dari RSUD H. Moh. Ruslan.
Layanan dilakukan dalam gedung terpadu ibu dan anak yang telah dilengkapi dengan Laboratorium fertilitas modern, inkubator berstandar nasional, poliklinik anak, ruang bersalin, dan ruang nifas dan Fasilitas pemantauan intensif selama kehamilan.
“Kami tidak membatasi jumlah pasien. Siapa pun yang memenuhi syarat medis akan kami bantu secara optimal,” tukas dr Eka.
Durasi Program dan Perhatian Intensif untuk Janin
Program bayi tabung ini dirancang untuk selesai dalam kurun waktu sekitar 1,5 hingga 2 bulan, termasuk tahapan simulasi.
“Apabila terjadi kehamilan, pasien akan dipantau secara intensif selama trimester pertama (tiga bulan pertama) untuk memastikan kondisi janin tetap stabil dan sehat,” pungkas dr. Eka. (*)