NTB Butuh 8 Persen Pertumbuhan Ekonomi Capai Target Pusat, Sekarang Masih Minus

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Pusat menargetkan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada tahun 2025 mencapai 7 persen. Sementara akumulasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I dan II, minus 0,11 persen setelah dua kali mengalami kontraksi.
Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) NTB, Wahyudin mengatakan, di sisa waktu tiga bulan ini, NTB membutuhkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen untuk memenuhi target Pemerintah Pusat 7 persen tersebut.
“Target pusat untuk NTB di tahun 2025 pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. Kalau kita akumulasikan triwulan I dan II, pertumbuhan minus 0,11 persen. Butuh sekitar 8 persen lagi,” ujar Wahyudin, kemarin.
Menurutnya, Pemprov NTB perlu kerja ekstra untuk memenuhi target tersebut. Apalagi dengan sisa waktu yang cukup singkat ini.
Namun, lanjut Wahyudin, jika dilihat secara realistis, sulit bagi Pemprov untuk mencapai target tersebut di tengah larangan ekspor bahan mentah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
“Kecuali ada kebijakan lain Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memberikan kelonggaran kepada PT AMNT untuk melakukan ekspor konsentrat tembaga. Tetapi, karena ada pengaturan dilarang untuk ekspor barang mentah, agak sulit kita mendapatkan pertumbuhan ekonomi positif,” jelasnya.
Ia melanjutkan, sektor tambang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi NTB. Sebab, sektor ini merupakan share tertinggi kedua setelah sektor pertanian.
Terbukti, dua kali ekonomi NTB mengalami kontraksi pada triwulan I dan II, salah satunya karena kurangnya dorongan dari sektor pertambangan.
Sebagai informasi, pada triwulan I ekonomi NTB mengalami kontraksi terdalam minus 1,43 persen dan di triwulan II kontraksi mencapai minus 0,82 persen.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi NTB di luar tambang para triwulan kedua tahun 2025 naik mencapai 6,08 persen. Hal ini menunjukkan ekonomi masyarakat cukup stabil.
“Kalo di luar tambang, kondisi nya baik. Bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding triwulan I,” ujarnya.
Relaksasi Tambang PT AMNT Jadi Kunci Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Ekonom Universitas Mataram, Dr. Iwan Harsono menyatakan, relaksasi tambang PT AMNT menjadi penentu pertumbuhan ekonomi NTB di tahun 2025. Meski selama delapan bulan terakhir pusat belum juga menyanggupi permintaan ekspor konsentrat tembaga tersebut.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi NTB yang ditargetkan oleh pusat itu tidak rasional. Apalagi hingga kini mereka belum juga mengizinkan PT AMNT untuk melakukan relaksasi tambang.
“Untuk mencapai itu harus perlu konsultasi, lobi, dan secepatnya. Kerja-kerja, harus segera. Sebenarnya yang harus berjuang untuk ekspor konsentrat itu pusat, karena dia yang menargetkan,” katanya. (*)