Politik

Nanang Samodra Nilai Larangan Ekspor Tambang Dapat Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta (NTBSatu) – Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil NTB II. H. Nanang Samodra menanggapi permintaan Pemprov NTB ke Pemerintah Pusat terkait relaksasi ekspor konsentrat tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Menurut Politisi Partai Demokrat ini, adanya kebijakan larang ekspor tambang sebenarnya tidak berpengaruh langsung pada sisi kesejahteraan masayrakat.

“Pengaruhnya akan terlihat dari sisi penerimaan negara. Utamanya, pengaruh terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5 persen,” ujarnya singkat kepada NTBSatu, Selasa, 17 Juni 2025.

Sebelumnya, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian ESDM terkait permintaan relaksasi ekspor konsentrat tambang PT AMNT.

IKLAN

Permintaan relaksasi ini, menyusul pertumbuhan ekonomi NTB menyentuh angka minus 1,47 pada triwulan I tahun 2025. Di mana sebagian besar disebabkan mandeknya ekspor tambang.

“Sudah (komunikasi), malahan dari Kementerian ESDM sudah turun ke PT AMNT,” kata Iqbal, Senin, 16 Juni 2025.

Iqbal mengatakan, tim dari Kementerian ESDM sudah melakukan investigasi langsung ke Smelter PT AMNT. Tujuannya mencari tahu alasan belum maksimalnya operasi Smelter ini.

IKLAN

Berharap Relaksasi Ekspor

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Amman, Kartika Octaviana menyampaikan, peraturan yang berlaku sejak awal tahun ini, ekspor konsentrat memang tidak diizinkan.

“Penjualan hanya bisa untuk produk katoda dan turunan dari Smelter. Pada kuartal pertama belum terdapat penjualan karena katoda tembaga pertama baru diproduksi akhir Maret 2025, dengan kuantitas yang cukup rendah,” katanya melalui keterangan tertulis ke NTBSatu, Senin, 17 Juni 2025.

Kendati demikian, produksi konsentrat dari tambang Batu Hijau terus berlangsung normal. Tapi tak ada produksi katoda tembaga sebagai produk olahan, sehingga konsentrat menumpuk.

IKLAN

“Konsentrat tembaga tersebut telah menumpuk karena belum dapat sepenuhnya diserap oleh Smelter, akibat berbagai kendala teknis yang tidak sederhana,” kata Vina, sapaan eks Presenter Metro TV ini. Namun tak disebutkan volume material yang terkumpul.

Karena Smelter belum bisa menyerap secara optimal, gudang penyimpanan saat ini sudah mendekati level optimal.

Kebijaksanaan pemerintah dan fleksibilitas kebijakan, terutama terkait penjualan konsentrat tembaga akan sangat membantu perusahaan dalam menjaga kekuatan finansial selagi berupaya mengoptimalkan Smelter.

“Meskipun demikian, PT. AMNT sebagai pelaku usaha akan selalu mematuhi peraturan yang dikeluarkan pemerintah,” ujar Vina.

Tugas pihaknya sebagai perusahaan tambang, memastikan rencana tambang yang sudah di-submit ke pemerintah melalui Kementerian ESDM itu berjalan semestinya. Sehingga, produksi konsentrat masih berjalan seperti biasa. (*)

Alan Ananami

Jurnalis Nasional

Berita Terkait

Back to top button