Opini

Mengatasi Krisis Overkapasitas di TPA Kebun Kongok Sebelum Bencana Lingkungan Semakin Parah

Oleh:
Rafly Naufal Ramadhan, Susi Helmalia
(Mahasiswa Universitas Muhammadiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Administrasi Publik)


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebun Kongok, yang terletak di Kabupaten Lombok Barat, saat ini menghadapi krisis yang kian memburuk akibat overkapasitas. Masalah ini tidak hanya berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar, namun juga mengancam kelestarian ekosistem yang ada. Dampaknya terasa semakin nyata saat musim hujan tiba, memperparah situasi yang sudah genting.

Overkapasitas di TPA Kebun Kongok sudah lama menjadi sorotan. Tumpukan sampah yang terus menggunung mempersempit ruang pembuangan, hingga kini mencapai titik kritis. Dalam kondisi seperti ini, air hujan yang mengalir melalui lapisan sampah menjadi limbah cair yang disebut lindi, yang kemudian meresap dan mencemari tanah serta sumber air di sekitarnya.

Lindi yang mengandung berbagai zat beracun dan berbahaya, seperti logam berat dan bahan kimia beracun, menyebar ke lingkungan sekitar. Ketika merembes ke tanah dan air, zat-zat ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat yang mengonsumsi air dari sumur atau aliran sungai di sekitar TPA. Kasus-kasus gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pencemaran air, mulai dari penyakit kulit hingga penyakit pernapasan, telah meningkat di kalangan masyarakat yang tinggal di dekat TPA.

Selain pencemaran air, keberadaan TPA yang melebihi kapasitas juga memicu masalah bau menyengat yang mengganggu kenyamanan warga sekitar. Bau yang berasal dari pembusukan sampah semakin parah saat musim hujan karena kelembapan mempercepat proses dekomposisi. Hal ini juga memperbesar risiko terlepasnya gas metana yang terbentuk dari pembusukan organik di dalam tumpukan sampah.

Gas metana, yang bersifat mudah terbakar dan lebih berpotensi memperparah pemanasan global dibandingkan karbon dioksida, bisa menyebabkan ledakan apabila terkumpul dalam jumlah besar. Ledakan semacam ini pernah terjadi di beberapa TPA lain di Indonesia dan menyebabkan kerusakan besar, termasuk hilangnya nyawa. Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah nyata. Pertama, perlu adanya upaya untuk memperkuat pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga melalui edukasi daur ulang dan pengurangan sampah organik. Kedua, pemerintah daerah harus mulai mempertimbangkan teknologi modern, seperti incinerator ramah lingkungan atau teknologi pengolahan lindi, yang dapat membantu mengurangi volume sampah secara signifikan. Ketiga, pembangunan TPA baru atau perluasan TPA dengan desain yang lebih aman dan ramah lingkungan menjadi prioritas mendesak. Jika terus dibiarkan, kondisi ini akan semakin memburuk dan dampaknya akan semakin sulit dikendalikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button