Daerah NTB

Dinas LHK NTB akan Sulap Bekas Landfill Kebon Kongok Jadi Ruang Publik dengan Format Edukasi

Mataram (NTBSatu) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB akan menjadikan bekas landfill di Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPA) Kebon Kongok sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat desa. Bakas landfill atau tempat pembuangan akhir sampah ini akan menjadi ruang publik untuk masyarakat lingkar TPA.

Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah mengatakan, bekas landfill sebagai ruang publik dapat mengurangi gesekan-gesekan sosial di kalangan masyarakat.

Julmansyah juga ingin membuktikan bahwa landfill memiliki manfaat, asalkan dikelola dengan baik. Dinas LHK NTB akan mempercantik lokasi tersebut, meski belum menemukan format edukasi yang sesuai.

“Kami akan segera mencari format edukasi yang paling sesuai dengan landfill ini,” ungkap Julmansyah kepada NTBSatu, Jumat, 31 Mei 2024.

Dalam mengurusi TPA, Dinas LHK NTB lebih banyak berhadapan dengan permasalahan sosial. Sebab, menangani sampah adalah hal berat, sehingga terdapat persoalan sosial yang mesti dibicarakan dengan pelan-pelan kepada masyarakat.

Dinas LHK NTB memilih cara informal untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Hal itu bertujuan mengurangi pergesekan-pergesekan sosial. Terlebih, selama ini, pemerintah memang kerap memilih pendekatan formal saat berbicara dengan masyarakat.

Aktivitas olah raga di puncak Landfill Kebon Kongok, Lombok Barat. Foto: DLHK NTB

“Pertemuan informal juga dapat membuat permasalahan masyarakat tidak menumpuk. Masalah-masalah yang ada tidak mesti ditangani sendiri, melainkan bisa dengan berkolaborasi,” terang Julmansyah.

Berita Terkini:

Dinas LHK NTB bersama Pemkab Lombok Barat dan Pemkot Mataram telah mengupayakan agar landfill di Kebon Kongok berumur panjang. Mereka juga berkolaborasi untuk mencari landfill yang lain.

“Kami akan menambah alat agar jumlah sampah yang dikelola dapat meningkat setiap harinya. Kami ingin menunjukkan bahwa Pemprov NTB dapat menata sedemikian rupa gunung sampah yang tadinya penuh dengan sampah berserakan dan aroma yang tidak sedap,” jelas Julmansyah.

Sampai saat ini, jumlah sampah yang masuk di TPAR Kebon Kongok berjumlah 300 ton per hari. Oleh karena itu, Dinas LHK NTB tengah memikirkan TPAR alternatif lain yang berlokasi di sekitar Kebon Kongok.

“Kami akan mendorong landfill baru dapat segera digunakan, paling tidak pada awal tahun 2025,” tandas Julmansyah. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button