Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram mengalami inflasi secara tahunan (year on year) sebesar 1,97 persen, pada September 2024.
Badan Pusat Statistik Kota Mataram melaporkan, tingkat Inflasi ibu kota Provinsi NTB ini cukup fluktuatif. Angka inflasi tertinggi sepanjang 2024 berada pada bulan Maret, yakni sebesar 3,44 persen.
Adapun kelompok penyumbang terbesar kenaikan harga adalah makanan, minuman dan tembakau.
Menyikapi hal ini, Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Mataram, Tri Budiprayitno mengatakan, pihaknya terus berupaya menekan laju inflasi daerah dengan menggalakkan berbagai inisiatif strategis. Seperti Pasar Rakyat, Gerakan Pangan Murah.
Kemudian, Pasar Tani, dan pembentukan Warung Pantau Tanggap Inflasi Menuju Target Aman (Pantasi Mentaram). Hal itu menjadi bagian dari upaya nyata untuk menjaga stabilitas harga di tengah dinamika ekonomi.
“Ada juga program pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari, Gerakan Tanam Cabai, perbaikan irigasi, dan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal,” ujar Tri Budi, Rabu, 2 Oktober 2024.
Sebelumnya, Pemkot Mataram menggelar Workshop Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada Rabu, 25 September 2024.
Tri menjelaskan, fokus utama workshop ini adalah memperkuat sinergi dan koordinasi antar institusi guna memastikan inflasi tetap terkendali dan harga komoditas stabil.
Ia juga menekankan, banyak faktor yang mempengaruhi inflasi di Kota Mataram. Salah satunya, dinamika global seperti geopolitik dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.
“Ini lumayan berdampak pada kenaikan harga komoditas impor, seperti jagung dan beras medium. Terutama, saat permintaan masyarakat meningkat pada momen-momen tertentu,” tandas Tri Budi. (*)