Mataram (NTB Satu) – Hitungan hari menjabat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Julmansyah, S.Hut.,M.Ap langsung melakukan sejumlah sentuhan program.
Pihaknya menggandeng yayasan dari dua negara untuk mencari upaya dan terobosan dalam merehabilitasi hutan dan lahan, yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan program unggulan, yakni ‘NTB Hijau’ melalui pengembangan jenis pohon Kapok dan Randu.
“Salah satu pohon yang selama ini tidak begitu dilihat oleh masyarakat yakni Kapok atau Randu. Karena buah kapok belum memiliki harga jual,” kata Julmansyah kepada NTB Satu.
Sementara di Eropa, katanya, Kapok Randu menjadi salah satu row materials (bahan baku) dari industri tekstil dan serat (fiber) yang punya nilai jual. Akan tetapi jika bahan baku dibawa ke Eropa tentu tidak eknomis. Tapi untuk membangun pabrik fiber (serat kapuk), butuh jumlah pohon hingga 1 juta pohon yang dapat tersebar di lahan masyatakat.
Melalui Yayasan Kapuk & Flocus Company (Netherland-Itali) Dinas LHK NTB mendorong kerjasama agar ada proses penyerapan hasil Kapok Randu masyarakat dan upaya penanaman pohon Randu.
Gubernur NTB Bang Zul Zulkieflimansyah sebelumnya menerima rombongan dari Flocus Company dan Yayasan Kapok Regeneratif Agroforestry di ruang kerjanya dan menyambut baik rencana ini.
Melalui utusan Flocus dari Belanda Mr. Jeroen Muijsers dan Iwan Nazirwan, PhD, Menyampaikan Peluang Investasi Green Textile Industry berbasis Agroforestry (Kapok Fiber based) Flocus Company-Netherland & Yayasan Kapuk (Community Development actions) di NTB.
“Gubernur meminta segera dibuatkan roadmap-nya,” sebut Julmansyah.
Dijelaskan, Yayasan Kapuk dan Flocus akan dan telah mulai dengan kegiatan di NTB yakni :
a) Pembelian buah kapuk randu utuh yg ada di NTB (Mulai tahun ini bln 8-10/masa panen) sesuai hrg pasar saat ini. Ini masih selected lokasinya karena akan menerapkan standar panen yang baik dan aman. (Masih proses inventarisasi potensi dan desanya)
b) Penanaman bibit pohon kapuk usia 11 bln sebanyak 100.000 pohon (tahap awal) yang sdh dibibitkan 6 bln di Nursery Yayasan, di Sekongkang (KSB) unt dibagikan gratis kepada mitra Yayasan Kapuk (Kelompok masy, Pemerintah Desa, Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi NGO, Swasta, dll) pada mus tanam bln 11-12 tahun 2022. (Telah berjalan)
c) Jaminan pasar buah kapuk adalah oleh Flocus Company sendiri, yg tersebar di 3 negara (Belanda, China, Itali)
d) Program Kapok intercropping unt peningkatan ekonomi masy petani (agroforestry-Kapuk Randu). Model dan pola tanam di lahan. Jadi tidak monokultur Kapuk tapi akan kombinasi dengan tanaman lain.
Untuk itu beberapa desa di Lombok dan Sumbawa telah dan akan menandtangai MoU dengan Yayasan Kapuk Flocus sebagai inisiasi awal implementasi program ini. Dan akan melibat Balai KPH seluruh NTB. Mengingat tanaman Kapuk Randu cukup mudah dikembangkan dan selama ini menjadi tanaman pagar di lahan masyarakat.
Dengan pendeketan multi crop (banyak jenis tanaman dalam satu lahan), melalui agroforestru Kapuk Randu, diharapkan akan mampu menjawab kondisi hutan dan lahan serta memberikan kemanfaatan ekonomi masyarakat dan ekologi NTB.
“Tantangannya tidak mudah agar mampu menghadirkan industri serat kapuk di NTB. Meski demikian ikhtiar harus kita tempuh dan jalani. Karena jika tidak demikian, maka jangankan berhasil gagal pun tidak,” pungkasnya. (HAK)