Mataram (NTBSatu) – Sepanjang 2024, Program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di NTB sudah membantu 8.043 debitur dengan nilai transaksi kredit mencapai Rp46,8 Miliar.
Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani menilai penyaluran kredit UMi sepanjang 2024 sudah berjalan cukup bagus dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Beberapa daerah sangat terbantu, terlebih ketika COVID-19. Banyak ibu rumah tangga yang tertolong dengan adanya kredit UMi,” ujar Ratih, Jumat, 16 Agustus 2024.
Meski sebagian besar penerima kredit UMi adalah rekomendasi dari lembaga keuangan, Ratih menyebut pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban untuk memasukkan atau merekomendasikan calon debitur potensial.
“Nah, Pemda harus meningkatkan rekomendasi calon debitur potensial. Karena jumlahnya relatif rendah,” beber Ratih.
Pembiayaannya tersalurkan melalui LKBB kepada debitur perorangan/kelompok dan berhak memperoleh pembiayaan produktif. Serta, mengikuti program pendampingan dari Penyalur.
Sementara penyaluran kredit tersebut nantinya akan melalui tiga lembaga. Mulai dari Pegadaian, PNM dan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida).
Adapun kriteria calon debitur, lanjut Ratih, adalah yang berpengalaman dalam pembiayaan UMKM minimal 2 tahun, sehat dan berkinerja baik. Serta, terkoneksi dengan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) UMi.
“Nanti perolehan kreditnya maksimal Rp20 juta per orang. Suku bunganya juga tergantung masing-masing lembaga perbankan dan non perbankan,” jelasnya.
Berdasarkan jumlah debitur penyaluran kredit UMi tahun 2024, NTB menempati urutan ke-13 dari 38 provinsi, yaitu sebanyak 8.043 debitur. Kemudian, melihat nilai penyalurannya, berada pada posisi 12 dengan transaksi Rp46,8 miliar. (*)