ADVERTORIAL

Telaah Rencana Bisnis PT Jamkrida NTB Syariah 2026: Pandangan dan Rekomendasi Akademisi FEB Unram

Mataram (NTBSatu) – PT Jamkrida NTB Syariah menyelenggarakan kegiatan Pembahasan Telaah Rencana Bisnis Tahun 2026 dengan melibatkan akademisi sebagai narasumber ahli untuk memberikan pandangan objektif terhadap arah kebijakan dan strategi perusahaan.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Astoria Mataram tersebut, Dr. M. Firmansyah, SE., M.Si, Ekonom NTB dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, menyampaikan analisis komprehensif atas Rencana Bisnis yang telah disusun.

Dr. Firmansyah menyatakan bahwa rencana bisnis Jamkrida NTB Syariah untuk tahun 2026 menunjukkan optimisme pertumbuhan yang kuat. Namun menurutnya, optimisme tersebut harus didukung oleh analisis berbasis data, penguatan kapasitas SDM, serta perencanaan mitigasi risiko yang lebih sistematis agar perusahaan mampu mencapai target dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan dalam pemaparannya:

  1. Optimisme Kinerja Perusahaan Tahun 2026
    Dr. Firmansyah mengapresiasi proyeksi pertumbuhan laba serta peningkatan aktivitas penjaminan dalam Rencana Bisnis 2026. Menurutnya, kondisi ekonomi regional NTB serta perkembangan sektor UMKM memberikan peluang ekspansif bagi perusahaan, namun tetap harus diimbangi dengan manajemen risiko yang cermat.
  2. Penyempurnaan Visi, Misi, dan Strategi
    Ia menilai redaksi visi dan misi perusahaan masih dapat diperjelas agar lebih fokus dan terukur. Strategi operasional juga perlu disertai indikator kinerja yang konkret sehingga dapat diterjemahkan secara efektif oleh seluruh unit teknis di lapangan.
  3. Penguatan Riset Internal dan Pembentukan Unit Ekonom
    Dr. Firmansyah menekankan pentingnya pembentukan unit riset atau ekonom perusahaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Ia mencontohkan praktik lembaga keuangan nasional yang memiliki tim ekonom internal untuk merumuskan proyeksi pertumbuhan, analisis risiko, dan outlook ekonomi secara metodologis dan kuantitatif.
  4. Pemenuhan Modal Dasar Rp100 Miliar
    Isu peningkatan modal dasar menjadi sorotan penting dalam pembahasan. Dr. Firmansyah menjelaskan bahwa pemenuhan modal dasar sebesar Rp100 miliar harus menjadi agenda strategis yang didukung pemegang saham pemerintah daerah. Ia menekankan perlunya penyampaian data dan argumentasi yang kuat agar penambahan modal dipandang logis, layak, dan memberikan dampak nyata bagi pembangunan ekonomi daerah.
  5. Target Pertumbuhan 120% yang Bersifat Agresif
    Dalam RKAP 2026, Jamkrida menargetkan pertumbuhan hingga 120%. Dr. Firmansyah menilai target ini sangat ambisius sehingga harus disertai mitigasi risiko, penyusunan skenario ekstrem, serta langkah alternatif apabila realisasi di lapangan tidak sesuai ekspektasi.
  6. Efisiensi dan Pembentukan Kantor Cabang
    Beliau mencatat adanya langkah efisiensi yang baik dalam dokumen laporan. Namun demikian, Jamkrida dinilai membutuhkan ekspansi jaringan kantor cabang di kabupaten/kota untuk memperkuat pendekatan jemput bola dalam pelayanan penjaminan. Kehadiran cabang akan meningkatkan penetrasi pasar dan efektivitas operasional.
  7. Penguatan Underwriting dan Mitigasi Risiko NPF/MPM
    Dr. Firmansyah menilai perlunya pendalaman mitigasi risiko pembiayaan bermasalah (NPF/MPM). Menurutnya, mitigasi harus berbasis data risiko sektoral, pola historis portofolio, serta langkah penanganan ketika potensi gagal bayar meningkat.
  8. Kebutuhan Diversifikasi Portofolio
    Portofolio Jamkrida saat ini masih didominasi sektor konstruksi. Dr. Firmansyah menyarankan diversifikasi ke sektor produktif lain yang lebih stabil dan memiliki daya tahan ekonomi jangka panjang, guna menurunkan risiko konsentrasi.
  9. Analisis Investasi dan Stress Test
    Dr. Firmansyah mengapresiasi komposisi investasi perusahaan—meliputi deposito, SBSN, reksadana, dan RDT—yang dinilai cukup aman. Namun ia menekankan pentingnya pelaksanaan stress test secara periodik untuk mengukur ketahanan portofolio dan kebutuhan modal tambahan apabila terjadi guncangan ekonomi atau penurunan kualitas pasar.
  10. Rekomendasi Strategis Penguatan Tata Kelola dan Bisnis
    Dalam bagian akhir perannya, Dr. Firmansyah memberikan sejumlah rekomendasi kunci, antara lain:
    • Penajaman skenario proyeksi keuangan dan analisis risiko berbasis data.
    • Percepatan pembentukan kantor cabang serta peningkatan kompetensi SDM.
    • Pembentukan unit riset internal sebagai basis penyusunan kebijakan.
    • Diversifikasi portofolio penjaminan yang lebih terarah dan stabil.
    • Penyempurnaan dokumen mitigasi risiko dan rencana strategis untuk komunikasi dengan pemegang saham dan regulator.

Dr. Firmansyah menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut akan memberikan landasan yang kuat bagi PT Jamkrida NTB Syariah dalam memasuki tahun 2026 dengan strategi yang sehat, profesional, dan berdaya saing. Kehadiran pandangan akademisi ini diharapkan memperkaya proses penyempurnaan Rencana Bisnis Jamkrida, sekaligus memperkuat keyakinan pemangku kepentingan terhadap arah pengembangan perusahaan ke depan. (*)

Berita Terkait

Back to top button