Pertanian Jadi Penopang Utama Ketahanan Pangan Desa Merente
Mataram (NTBSatu) – Desa Merente di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, terus menjaga ketahanan pangan melalui sektor pertanian yang tumbuh kuat dari tahun ke tahun.
Mayoritas warga menggantungkan sumber ekonomi pada aktivitas bertani, sehingga desa mampu mempertahankan stok pangan tanpa hambatan.
Kepala Desa Merente, Khairuddin menegaskan, wilayahnya menyimpan banyak peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Alhamdulillah Desa Marente banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di antaranya sektor pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan pertambangan,” jelasnya kepada NTBSatu, Selasa, 25 November 2025.
Khairuddin menyampaikan, komoditas utama yang mendukung kebutuhan pangan warga berasal dari padi, jagung, dan palawija.
“Kalau dalam sektor pertanian komoditi utamanya ada padi, jagung, palawija,” tambahnya.
Ketiga komoditas tersebut memberi hasil panen yang stabil, karena petani bekerja sepanjang tahun dengan pola tanam yang teratur. Ia menegaskan, kemampuan pertanian Merente dalam memenuhi kebutuhan pangan.
“Desa Marente merupakan desa yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, alhamdulillah stok pangan terpenuhi mengingat Desa Merente tiga kali panen dalam setahun,” ungkapnya.
Produktivitas yang berlangsung tiga kali setahun, membuat Desa Merente tetap kuat dalam menjaga ketersediaan pangan. Kondisi tersebut memperlihatkan peran sektor pertanian sebagai fondasi utama bagi ketahanan pangan dan kemandirian desa.
Percepatan Pembangunan
Pemprov NTB menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor strategis sesuai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Kepala Bappeda Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, RPJMD NTB tahun 2025, dijabarkan dalam tujuh misi pembangunan daerah dengan 10 program unggulan. Di mana di dalamnya terdapat tiga isu prioritas.
Tiga isu prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
“RPJMD ini dihajatkan untuk menjawab segala persoalan yang ada di NTB. Misalnya, tantangan seperti kemiskinan, kualitas pendidikan dan kesehatan, ketenagakerjaan, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya,” kata Iswandi.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 sebagai peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Visi yang akan dicapai adalah “Bangkit bersama menuju NTB Provinsi Kepulauan yang Makmur Mendunia”.
Selain itu, dukungan dalam RPJMD tersebut juga berfokus kepada sektor infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya.
Pelaksanaan program pembangunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini untuk menjawab target dan indikator RPJMD. Pemerintah memastikan, agar kebijakan pembangunan tetap berjalan secara terukur dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“RPJMD menjadi panduan kita bersama dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap OPD wajib menyelaraskan kegiatan agar semua sektor bergerak menuju satu arah: kesejahteraan masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada sektor infrastruktur, Pemprov NTB terus mengakselerasi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, peningkatan kualitas jembatan, serta memperluas akses konektivitas antarwilayah.
Program ini harapannya mampu memperkuat arus distribusi barang dan jasa, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Sementara pada sektor kesehatan, Pemprov NTB berkomitmen meningkatkan layanan dasar di seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun puskesmas. Pemerintah juga memperkuat sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.
Sedangkan pada sektor pengentasan kemiskinan, Pemprov NTB mengintegrasikan berbagai program pemberdayaan ekonomi. Termasuk program desa berdaya yang menyasar ribuan desa di NTB.
“Kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga manusia. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan RPJMD,” tegasnya. (*)



