Ekonomi Bisnis

Empat Proyek Hotel Bintang Lima Rp1,47 Triliun di NTB Siap Ditawarkan kepada Investor

Mataram (NTBSatu) – Empat proyek hotel bintang lima senilai lebih dari Rp1,47 triliun di NTB siap ditawarkan kepada investor. Keempat proyek itu sudah mendapatkan Investment Project Ready to Offer (IPRO) atau dokumen yang sudah siap untuk ditawarkan ke investor.

“Jadi proyek-proyek di NTB yang kemungkinan bisa dijual. Yang sudah ready to offer,” ujar Kepala DPMPTSP Provinsi NTB, Irnadi Kusuma, kemarin.

Adapun empat proyek hotel bintang lima itu terletak di sejumlah kawasan di NTB, seperti Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Utara.

Salah satu dari empat proyek hotel tersebut, yakni pengembangan hotel bintang 5 berkapasitas 62 villa dan 86 kamar di kawasan seven spring under sea atau pertemuan tujuh mata air yang muncul di tengah laut Pantai Kerakas, dengan estimasi nilai investasi Rp277,9 miliar.

Kemudian, pembangunan resort dan hotel bintang 5 di kawasan Gili Gede, Lombok Barat dengan nilai investasi Rp123 miliar. “Rencananya, luas lahan pembangunan mencapai 5 hektare are berkapasitas 50 kamar,” katanya.

Selanjutnya, proyek Maukita Mandalika Hotel, yakni hotel, mice, resto, kafe, waterpark yang berlokasi di Kawasan Target Area (KTA) Pantai Seatan, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah dengan luas lahan mencapai 5,21 hektare are. Estimasi nilai pembangunan hotel ini mencapai Rp298,7 miliar, dengan kapasitas 130 kamar deluxe, 112 kamar drand deluxe, 6 kamar junior suite, dan 4 kamar suite.

Kemudian proyek Kuta Height Hotel, yaitu hotel bintang 5 dengan luas lahan mencapai 18 hektare are. Estimasi proyek ini bernilai fantastis, mencapai Rp821,8 miliar. Dengan jumlah kamar mencapai 220, terdiri dari 60 kamar luxury lodge, 48 kamar suite, dan 112 deluxe.

Proyek Peternakan dan Perikanan

Selain proyek hotel, Pemprov NTB juga menawarkan proyek agribisnis peternakan sapi pedaging senilai Rp556 miliar.

“Proyek ini berlokasi di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, dengan luas lahan mencapai 1,39 hektare are. Dengan target produksi 6 ribu ekor breeding, 7 ribu ekor fattening 7.000, 1.644 ton daging beku per tahun, dan 1.196 ton non karkas per tahun,” jelasnya.

Selain itu, ada juga proyek perikanan budidaya komoditas udang seluas 176 hektare are dengan estimasi nilai investasi mencapai Rp507 miliar.

Proyek ini berlokasi di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat NTB. Target Produksi Pertahun mencapai 360 juta ekor benur udang vaname per tahun. Dan 5,4 ribu ton udang vaname segar per tahunnya.

“Global hub belum. Jadi ada enam proyek yang sudah masuk IPRO itu, ada yang budidaya udang, rumput laut di Sumbawa,” kata Irnadi. (*)

Muhammad Yamin

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button