ADVERTORIALPendidikan

STKIP Taman Siswa Bima Jadi Tuan Rumah Festival Tari Kreasi Tradisional Pelajar se-NTB 2025

Bima (NTBSatu) – Festival Tari Kreasi Tradisional antar Pelajar se-Nusa Tenggara Barat (NTB) 2025, berlangsung meriah di Auditorium Sudirman STKIP Taman Siswa Bima.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 10–11 November 2025 menghadirkan energi muda yang berpadu dalam irama seni dan budaya daerah.

Ketua Panitia, Arif Turahman mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti nyata semangat generasi muda NTB dalam menjaga dan mengembangkan seni tradisional.

“Setiap penampilan memperlihatkan kreativitas dan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Ini bukan sekadar lomba, tapi ruang ekspresi bagi pelajar untuk berkarya,” ujarnya.

Festival yang digelar oleh UKM Terompet “Tembe Nggoli” STKIP Taman Siswa Bima itu, berlangsung sukses dan tertib dari pembukaan hingga penutupan.

Ketua UKM Terompet, Ferdiansyah menyampaikan, apresiasi atas kerja keras panitia dan dukungan berbagai pihak.

“Kami berterima kasih kepada seluruh peserta dan juri. Festival ini akan terus menjadi wadah bagi pelajar NTB untuk memperkuat identitas budaya lokal,” katanya.

Daftar Juara Festival Tari Kreasi Tradisional Pelajar se-NTB 2025

para juara Festival Tari Kreasi Tradisional antar Pelajar se-NTB 2025
Penyerahan hadiah kepada para juara Festival Tari Kreasi Tradisional antar Pelajar se-NTB 2025. Foto: Dok. STKIP Taman Siswa Bima

Hasil akhir penilaian dewan juri menobatkan SMAN 2 Kota Bima sebagai Juara 1, SMAS Kae Woha sebagai Juara 2. Kemudian, SMAN 1 Woha sebagai Juara 3 dan SMAN 1 Madapangga sebagai Juara Harapan.

Dengan hasil itu, piala bergilir yang sebelumnya berada di SMAN 2 Langgudu pada 2022, kini resmi berpindah tangan ke SMAN 2 Kota Bima.

Festival ini tidak hanya bertujuan mencari pemenang, tetapi juga menjadi upaya nyata untuk melestarikan seni tari tradisional di kalangan pelajar. Lalu, menumbuhkan semangat berkarya, serta memperkuat jejaring silaturahmi antar sekolah se-NTB.

Sementara itu, Ketua UKM Terompet berharap, kegiatan tahunan ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk terus menghidupkan kebudayaan lokal di tengah derasnya arus modernisasi.

“Seni tradisional harus tetap menjadi identitas dan kebanggaan kita bersama,” tambahnya.

Selama dua hari pelaksanaan, para peserta menunjukkan totalitas dalam setiap gerakan dan makna tari yang mereka bawakan. Suasana penutupan berlangsung hangat, ditutup dengan tepuk tangan panjang dari penonton yang memenuhi aula kampus.

Dengan berakhirnya festival ini, UKM Terompet STKIP Taman Siswa Bima berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang-ruang kreatif bagi pelajar NTB.

“Kami akan kembali dengan karya yang lebih kuat, lebih berani, dan lebih mengena di hati,” tutup Ferdiansyah. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button