Pemkot Mataram Tegaskan Jembatan Darurat Karang Kemong Tidak untuk Kendaraan

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menekankan, jembatan darurat Karang Kemong – Majeluk hanya untuk pejalan kaki. Kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat, dilarang melintas di atas jembatan tersebut.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning menegaskan larangan itu sejak awal pembangunan. “Jembatan ini khusus untuk pejalan kaki. Saya tidak rekomendasikan untuk motor. Warga juga sepakat tidak digunakan kendaraan. Karena itu saya tidak buatkan ram, hanya tangga,” kata Lale, Jumat, 3 Oktober 2025.
Lale menjelaskan, jembatan darurat selebar 1,9 meter tetap memadai untuk aktivitas warga. Jembatan ini menghubungkan anak-anak sekolah, pejalan kaki, hingga prosesi pengantaran jenazah ke lokasi pemakaman di sekitar Karang Kemong.
“Warga bisa berjalan dengan leluasa, bahkan membawa jenazah pun bisa,” ujarnya.
Banjir besar pada 6 Juli menghantam jembatan utama hingga ambruk. Pemkot Mataram lalu bergerak cepat membangun jembatan darurat dengan material baja bekas pembongkaran jembatan penyeberangan di depan Bank Indonesia.
Tenaga dari Dinas PUPR Kota Mataram bersama warga sekitar merakit jembatan secara gotong royong. Pemerintah memilih opsi darurat ini karena pembangunan jembatan permanen butuh proses panjang, mulai tender hingga kontrak, dengan estimasi waktu pengerjaan empat bulan.
Setelah jembatan berfungsi, Dinas PUPR Kota Mataram mulai menyiapkan perbaikan Jalan Beo yang menjadi akses utama menuju jembatan. Jalan sepanjang 800 meter itu rusak parah akibat kendaraan berat saat penanganan banjir.
“Perbaikan jalan kami ambil dari APBD Perubahan, nilainya sekitar Rp400 juta. Sekaligus kami benahi drainase dan bantaran kali,” tambah Lale. (*)