Empat Fakta di Balik Sosok Hacker “Bjorka” yang Ditangkap Polisi

Mataram (NTBSatu) – Berita penangkapan hacker atau peretas dengan nama samaran “Bjorka” kembali mencuri perhatian publik.
Polisi mengungkap identitas pelaku sebagai WFT, pemuda berusia 22 tahun asal Minahasa, Sulawesi Utara.
Ia dikenal publik melalui akun X bernama @bjorkanesiaa yang terlibat dalam kasus kebocoran data nasabah salah satu bank swasta nasional.
Siapa Sosok WFT?
Polisi mengungkap sisi lain kehidupan WFT. Meski dikenal sebagai hacker, ia bukan lulusan teknologi informasi.
“Hanya orang yang tidak lulus SMK, tetapi belajar IT secara otodidak dari komunitas di media sosial,” kata Wakil Direktur Reserse Siber, AKBP Fian Yunus, mengutip Kompas.com, Jumat, 3 Oktober 2025.
Sehari-hari WFT menghabiskan waktunya di depan komputer, mempelajari teknik peretasan melalui forum gelap. Hasil penjualan data ia gunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
“Dia anak yatim piatu, anak tunggal yang menghidupi keluarganya,” tambah Fian.
Kronologi Penangkapan WFT
Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menangkap WFT pada Selasa, 23 September 2025, di rumah kekasihnya MGM yang berada di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa.
Penangkapan itu berlangsung setelah penyidik menelusuri laporan polisi tertanggal 17 April 2025.
Kasus bermula sejak Februari 2025. Saat itu akun X @bjorkanesiaa menampilkan potongan database nasabah bank swasta.
Tidak hanya itu, WFT juga mengirim pesan langsung ke akun resmi bank dengan klaim ia meretas 4,9 juta data nasabah.
Motifnya adalah untuk memeras pihak bank. Namun, pemerasan belum terjadi karena pihak bank langsung melapor ke polisi.
Aktivitas di Dunia Gelap
Penyidik menemukan jejak WFT di dunia maya sejak 2020. Ia berganti-ganti identitas digital dengan nama samaran Bjorka, SkyWave, Shinyhunter, hingga Opposite 6890.
“Pelaku ini aktif di dark forum sejak Desember 2024 dengan nama Bjorka, lalu berganti-ganti identitas digital untuk menyamarkan diri,” ungkap Fian
WFT tidak hanya memanfaatkan dark web atau situs gelap, ia juga memperjualbelikan data pribadi melalui Facebook, TikTok, hingga Instagram. Setiap transaksi berlangsung dengan pembayaran menggunakan mata uang kripto.
Misteri Identitas Bjorka
Meski WFT mengaku memakai nama Bjorka sejak 2020, penyidik belum bisa memastikan apakah ia sosok yang sempat menghebohkan Indonesia pada 2022–2023.
“Yang Opposite, ya mungkin. Karena di internet, everybody can be anybody. Itu masih dalam penyelidikan,” ujar Fian.
Polisi juga membuka peluang kerja sama dengan aparat internasional. Aktivitas WFT yang bersinggungan dengan forum gelap global berpotensi menarik perhatian kepolisian negara lain. (*)