ADVERTORIALPendidikan

Hadiri Dialog di Kodim, Mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima Ungkap Keresahan di Balik Aksi Agustus

Bima (NTBSatu) – Mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Rama Ramadoan, turut serta sebagai perwakilan kampus dalam kegiatan Pembinaan Komunikasi Cegah Konflik Sosial yang digelar di Kodim 1608/Bima.

Acara dimulai pukul 09.00 WITA dengan menghadirkan narasumber dari unsur TNI, POLRI, dan Badan Kesbangpol.

Rama menuturkan, kegiatan ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa untuk belajar langsung tentang konsep pertahanan negara serta memahami dinamika konflik sosial yang tengah terjadi di masyarakat.

“Kami diajak memahami bagaimana cara mencegah konflik sosial, terutama dalam konteks demonstrasi masyarakat yang kerap berujung ricuh. Hal ini membuka wawasan saya sebagai mahasiswa tentang pentingnya komunikasi dan koordinasi dengan aparat agar aksi bisa berlangsung damai,” ujar Rama.

Dalam sesi diskusi, isu mengenai demonstrasi serentak pada 25 Agustus atau yang disebut peserta sebagai “Agustus Kelabu” menjadi sorotan.

Rama menilai dialog yang berlangsung cukup terbuka, terlebih ketika ada kritik dari kader HMI tentang tindakan represif aparat. Hal ini ditanggapi langsung oleh perwakilan Polri yang menegaskan bahwa aksi harus mematuhi tiga aturan utama: surat pemberitahuan, koordinasi dengan lembaga terkait, serta menjamin keamanan pelaksanaan.

“Dari diskusi ini, saya belajar bahwa konflik sering kali bukan hanya dipicu oleh mahasiswa atau masyarakat, tetapi juga ada pihak-pihak yang ingin memecah belah antara rakyat dan aparat. Saya setuju dengan narasumber dari Jakarta yang menekankan pentingnya kewaspadaan agar kita tidak mudah diadu domba,” tambah Rama.

Dialog ini juga menghasilkan pesan positif dari perwakilan TNI yang menyampaikan pentingnya pendekatan persuasif. “Intinya, kita akan lebih sering berdiskusi dan duduk bersama masyarakat, bahkan lewat hal sederhana seperti ngopi, agar hubungan antara masyarakat dan aparat semakin erat,” ungkapnya.

Rama menegaskan bahwa keterlibatannya di forum ini merupakan wujud nyata komitmen STKIP Taman Siswa Bima sebagai kampus berdampak.

“Kami sebagai mahasiswa bukan hanya belajar di kelas, tetapi juga ikut memahami persoalan bangsa dan mencari jalan keluar. Kehadiran di forum ini memperkaya wawasan kami untuk menjadi calon pendidik yang peduli pada masyarakat,” tutupnya. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button