Daerah NTB

Mantan Gubernur NTB Kritik Program MBG Milik Presiden Prabowo

Mataram (NTBSatu) – Mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah kembali melontarkan kritik terhadap program Presiden Prabowo Subianto, kali ini terkait Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ia menilai, konsep program tersebut berpotensi menimbulkan persoalan serius jika pemerintah tidak mengelolanya dengan tepat.

Dalam unggahan di akun media sosial pribadinya, Zulkieflimansyah menyoroti besarnya anggaran yang harus pemerintah siapkan untuk menjalankan program MBG. Menurutnya, dana tersebut bisa pemerintah arahkan ke aktivitas lain yang mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

“MBG atau Makan Bergizi Gratis banyak sekali yang menyoroti. Dianggap biaya atau dana yang dibutuhkan terlalu besar. Dana yang mestinya untuk MBG ini bisa dialokasikan ke aktivitas lain yang bisa membantu masyarakat menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang makin berat,” tulis Zulkieflimansyah.

Ia menegaskan, pengalaman NTB saat pandemi Covid-19 bisa menjadi pembelajaran.

IKLAN

“Tapi pengalaman kami dulu semasa Covid 19, program seperti MBG ini kalau dikelola dengan baik bisa menjadi solusi banyak persoalan ekonomi kita. Bahkan program seperti MBG ini bisa menjadi ‘mesin baru’ penggerak kebangkitan ekonomi kita,” tambahnya.

Bandingkan dengan Program JPS Gemilang

Eks Gubernur itu kemudian mengingatkan strategi yang pernah Pemprov NTB melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Program tersebut memberikan bantuan dalam bentuk produk lokal, bukan uang tunai.

“Daripada masyarakat dikasih bantuan uang secara langsung, NTB berani ‘beda’ dengan memberi bantuan berupa produk-produk lokal yang dibuat di NTB,” ungkapnya.

Ia menegaskan program tersebut mampu menggerakkan ribuan pelaku UMKM di daerah.

“Akibatnya hampir 5000 UKM kita berpartisipasi dan ekonomi NTB terpilih oleh BNPB sebagai Provinsi terbaik di Indonesia yg mampu menggeliatkan ekonomi di tengah pandemi,” katanya.

IKLAN

Zulkieflimansyah juga menegaskan bahwa program MBG seharusnya bisa menghidupkan perekonomian lokal jika melibatkan produk UMKM.

“Terus apakah MBG bisa? Ya bisa dong! MBG butuh sayur, ikan, daging, piring, sendok, garpu, kompor, ahli gizi, dan lain-lain. Semuanya bisa dibuat di NTB dan oleh UKM kita,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Ekonomi kita sontak akan menggeliat kalau semua program MBG ini menggunakan produk, tenaga, dan pengusaha-pengusaha lokal!”

Lebih lanjut, Zulkieflimansyah menegaskan bahwa pelaku usaha di NTB mampu menyediakan kebutuhan besar program MBG.

“Lokal kita beneran bisa buat itu semua? Ya beneran bisa dong! Jangankan bikin sendok dan piring, pengusaha-pengusaha lokal kita di NTB bahkan sudah bisa bikin motor dan mobil listrik,” tegasnya.

Ia menambahkan, “Dulu kita bikin motor dan mobil listrik itu bukan karena kita ingin bikin industri motor dan mobil listrik di NTB. Tapi sekedar ingin menunjukkan bahwa jangankan piring, sendok dan kompor, motor dan mobil listrik pun yang canggih-canggih bisa kami buat kalau beri kesempatan.”

Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak perlu mendatangkan kebutuhan kecil seperti tusuk gigi untuk MBG dari luar daerah.

“Masak tusuk gigi saja untuk keperluan MBG harus didatangkan dari luar daerah,” ucapnya.

Ingatkan potensi keruwetan

Zulkieflimansyah juga mengingatkan potensi keruwetan dalam proses menjalankan MBG berbasis produk lokal.

“Bahwa akan ada keruwetan, kegaduhan dan masalah-masalah yang akan muncul kalau semuanya lokal. Semua negara berkembang seperti Taiwan, China, Korea, dan lain-lain, melewati proses ruwet dan ribet seperti ini. Mengelola UKM itu penuh masalah,” paparnya.

Namun, ia menilai kondisi tersebut wajar dalam proses pembangunan ekonomi. “Tapi bukankah setiap perjalanan jauh memang membutuhkan langkah pertama?” ujarnya.

Di akhir tulisannya, ia memberi pesan langsung kepada Presiden Prabowo agar tetap melanjutkan program MBG, namun harus melibatkan produk lokal.

“Jadi, Pak Prabowo, lanjutkan program MBG yg luar biasa ini! Ekonomi kita akan menggeliat bangkit dan maju. Asal, gunakan produk dan tenaga lokal!” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button