BEM Nusantara Geruduk Kantor Gubernur NTB, Soroti Anggaran Fornas VIII 2025

Mataram (NTBSatu) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Wilayah NTB, melayangkan protes keras terhadap alokasi anggaran Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025.
Mereka menilai, pelaksanaan Fornas hanyalah simbol kemewahan yang tidak relevan dengan kondisi rakyat NTB saat ini.
Koordinator Daerah BEM Nusantara NTB, Abed Aljabiri Adnan mengungkapkan, anggaran besar untuk Fornas VIII merupakan bentuk ironi di tengah deretan masalah struktural yang belum terselesaikan.
Ia menyoroti ketimpangan pendidikan, mahalnya harga kebutuhan pokok, hingga kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tambang sebagai bukti bahwa daerah masih membutuhkan perhatian serius.
“Fornas bukan solusi atas derita masyarakat NTB. Justru ini menjadi ajang pamer elit dengan membakar anggaran miliaran rupiah. Sementara rakyat masih berjibaku memenuhi kebutuhan dasar,” ujar Abed dalam aksi di Kantor Gubernur NTB, Selasa, 22 Juli 2025.
Abed menekankan, dana besar tersebut seharusnya untuk sektor-sektor yang lebih urgen dan menyentuh langsung kehidupan rakyat.
Ia menyebutkan, beberapa prioritas alternatif penggunaan anggaran, antara lain merenovasi sekolah-sekolah rusak di wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bima.
Kemudian, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di desa-desa terpencil. Serta, memberikan dukungan konkret untuk petani, nelayan, dan pelaku UMKM yang terdampak krisis ekonomi.
Abed juga mempertanyakan, urgensi pelaksanaan Fornas dalam kondisi rakyat yang masih bergelut dengan persoalan ekonomi.
“Apakah rakyat diminta bersorak di tengah krisis pangan? Apakah kami harus bertepuk tangan melihat anggaran daerah dihabiskan demi pertunjukan seremonial?” ucapnya.
Meski begitu, BEM Nusantara NTB menegaskan, pihaknya tidak anti terhadap olahraga atau kegiatan rekreasi. Namun, menolak keras jika hal tersebut menjadi prioritas yang menyingkirkan kebutuhan pokok masyarakat.
“Kami bukan lawan pemerintah. Kami hadir untuk mengingatkan bahwa pembangunan, yang sejatinya harus berpihak kepada rakyat. Bukan pada panggung politik yang penuh kosmetik,” imbuh Abed.
Kawal Anggaran Publik
BEM Nusantara NTB juga mengajak seluruh elemen mahasiswa, organisasi sipil, hingga masyarakat umum untuk bersatu mengawal anggaran publik.
Mereka menyerukan pengawasan ketat terhadap distribusi anggaran daerah, demi memastikan setiap rupiah untuk membangun pendidikan, memperkuat layanan kesehatan, mendorong kesejahteraan rakyat, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Secara tegas, mereka menuntut transparansi dan evaluasi menyeluruh terhadap dana pelaksanaan Fornas VIII di NTB. Mendesak pemerintah agar tidak menjadikan kegiatan seremonial sebagai topeng pencitraan, tetapi lebih fokus menempatkan kebutuhan rakyat sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah. (*)