Pendidikan

Ombudsman Awasi Proses SPMB di NTB, Soroti Kasus Jual Beli Seragam hingga Pemalsuan Dokumen

Mataram (NTBSatu) – Proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di NTB masih berlangsung. Tahun ini, jalur penerimaan siswa baru ada empat, yaitu domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi.

Ombudsman RI Perwakilan NTB akan melakukan pengawasan ketat terhadap proses tersebut. Sebab, tidak ingin kejadian berulang seperti tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi.

“Saat ini masih normatif, kita sudah mulai melakukan pemantauan di sekolah-sekolah dan memang belum ada temuan dan juga laporan,” kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB, Dwi Sudarsono, Selasa, 1 Juli 2025.

Dwi menyampaikan, pengawasan perlu diperketat. Terutama mengantisipasi kasus jual-beli seragam, pemalsuan dokumen, hingga titip-menitip siswa.

IKLAN

“Pemantauan kami mulai dari masa pendaftaran, daftar ulang, sampai pembagian seragam. Karena biasanya di jual-beli seragam itu banyak sekali masalah-masalah ditemui,” jelas Dwi.

Namun sejauh ini, ujar Dwi, belum ada laporan yang masuk terkait adanya pelanggaran dalam proses seleksi ini. Hanya gangguan sistem di sejumlah sekolah.

“Yang lain-lainnya belum laporan adanya pelanggaran. Yang ada gangguan di sistem pelayanannya, dan sudah diperbaiki,” tuturnya.

IKLAN

Kendati demikian, ia berharap, masyarakat yang menemukan adanya pelanggaran dalam SPMB ini, agar segera melapor.

“Nanti kita harapkan masyarakat lapor ke Ombudsman, bila menemukan kasus semacam jual-beli seragam maupun pemalsuan dokumen,” bebernya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Abdul Azis menegaskan, praktik titip-menitip dalam SPMB adalah perbuatan yang tidak benar.

IKLAN

Sebab, dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2025 tentang Sistem Penerimaan Murid Baru, bahwa jalur penerimaan siswa baru hanya ada empat, yaitu sistem domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi.

“Inilah yang menjadi kriteria dalam rangka rekrutmen atau penerimaan siswa baru. Sehingga, idealnya tidak boleh (titip-menitip), kalau melanggar pasti akan terjadi gejolak di masyarakat,” tegas Azis, kemarin.

Azis mengaku, pihaknya akan mengikhtiarkan proses penerimaan siswa baru yang transparan. Yaitu dengan mengacu pada regulasi yang ada.

“Kita ikhtiarnya itu regulasi itu yang kita ke depankan,“ ujarnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button