Kota Mataram

43 Ribu Warga Mataram Miskin, Disnaker Buka Pelatihan Gratis untuk Tekan Angka Kemiskinan

Mataram (NTBSatu) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram 2024, sebanyak 43.740 jiwa atau sekitar 8,00 persen total penduduk Kota Mataram masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Menyikapi kondisi ini, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram membuka program pelatihan kerja gratis khusus bagi masyarakat miskin ekstrem.

Kepala Disnaker Kota Mataram, H. Rudi Suryawan menjelaskan, pada tahap awal, pihaknya akan menyelenggarakan dua jenis pelatihan vokasional. Yaitu, perbaikan mesin pendingin (AC) dan teknik pengelasan.

Pelaksanaan kedua pelatihan tersebut mulai pekan kedua Juni 2025, tepat setelah perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah.

“Pelatihan ini kami tujukan secara khusus untuk 64 peserta dari enam kecamatan di Kota Mataram. Yang masuk dalam kategori masyarakat miskin,” ujar Rudi, Senin, 26 Mei 2025.

IKLAN

Pelatihan tersebut akan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Pendaftarannya hingga 28 Mei 2024, dengan persyaratan usia 18 sampai 45 tahun, memiliki KTP Kota Mataram.

Kemudian, tidak sedang bekerja, belum pernah mengikuti pelatihan sejenis dari pemerintah kota, dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Kami tidak hanya ingin mencetak tenaga kerja, tetapi juga individu yang mandiri dan mampu menciptakan peluang usaha,” tambahnyaa.

IKLAN

Perlu Ciptakan Eksosistem Vokasional

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Al Azhar Mataram, Dr. Herie Saksono mengapresiasi langkah ini namun menekankan pentingnya kesinambungan.

Menurutnya, angka kemiskinan yang masih tinggi tidak boleh pemerintah anggap sepele. Pemerintah Kota Mataram harus menghadapinya dengan pendekatan jangka panjang berbasis potensi lokal.

“Struktur PDRB Kota Mataram menunjukkan bahwa sektor otomotif, perbengkelan, dan perdagangan merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Maka sangat logis jika fokus pelatihan ke sektor ini sebagai pintu masuk pemberdayaan masyarakat,” kata Herie.

Ia mendorong, pemerintah untuk menciptakan ekosistem pelatihan vokasional yang terintegrasi dengan pengembangan UMKM. Serta, fasilitas produksi lokal yang mampu menyerap tenaga kerja secara berkelanjutan.

IKLAN

“Langkah semacam ini akan memperkuat fondasi ekonomi masyarakat dan mendorong transformasi sosial dari ketergantungan menjadi kemandirian,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button