Mataram (NTBSatu) – Upaya Pemerintah Kota Mataram dalam meningkatkan gizi anak-anak terus menunjukkan perkembangan signifikan, salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kapasitas produksi enam dapur MBG yang tersebar di berbagai wilayah kota kini mencapai total 20 ribu porsi makanan bergizi setiap hari.
Ketua DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan ini. Harapannya agar program MBG dapat berjalan semakin progresif dan efektif.
“Kami tak hanya ingin makanan yang dihasilkan bergizi. Tapi juga memastikan kualitasnya tetap terjaga, tidak ada yang basi, dan pendistribusiannya lancar ke seluruh sasaran,” ujar Abdul Malik pada NTBSatu, Sabtu, 3 Mei 2025.
Ia juga menekankan pentingnya pemantauan yang ketat dalam setiap proses produksi dan distribusi.
“Program MBG adalah investasi jangka panjang yang akan mengubah wajah generasi mendatang, menjadikan mereka lebih sehat, lebih cerdas, dan siap bersaing,” tambahnya.
Sementara Pejabat Sementara Perwira Seksi Teritorial Kodim 1606/Mataram, Kapten Inf. Jamuhur menyampaikan, penambahan dua dapur baru di Ampenan dan Pagutan akan segera memperkuat kapasitas layanan.
“Dua dapur tersebut sedang dalam tahap akhir persiapan dan harapannya segera mulai beroperasi,” ujarnya.
Saat ini, tiga dapur mandiri telah beroperasi aktif di wilayah Selaparang, Sayang-Sayang, dan Sekarbela.
Dua lainnya yakni Ampenan dan Pagutan menyusul untuk beroperasi penuh. Sementara satu dapur tambahan yang berada di bawah pengelolaan Badan Gizi Nasional (BGN) dan berlokasi di Gebang, masih menunggu kesiapan teknis.
“Setiap dapur dirancang untuk mampu memproduksi antara 3.000 hingga 3.500 porsi makanan per hari. Jika keenamnya berjalan optimal, kita bisa menjangkau lebih dari 20 ribu anak setiap hari,” jelas Kapten Jamuhur.
Ia menjelaskan, setiap dapur MBG pengelolaannya harus dengan sistem profesional. Tim operasional mencakup kepala dapur, akuntan, serta tenaga ahli di bidang gizi dan teknologi pangan. Hal ini maksudnya untuk memastikan makanan tidak hanya bergizi, tetapi juga higienis dan sesuai standar nasional. (*)