Mataram (NTBSatu) – Indonesia tengah in dihadapkan pada permasalahan serius yang menjadi sorotan publik. Yakni, terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal di berbagai sektor industri. Menjadi sorotan masyarakat bagaimana industri penyiaran Indonesia tutut mengalami gelombang PHK.
Viral video yang dibagikan oleh akun tiktok @Okky – LifeAfterLayoff, salah karyawan INews TV MNC Media Biro Jawa Timur yang terkena PHK.
“Hari ini resmi sudah, INews TV MNC Media Biro Jawa Timur tempat Aku dan rekan-rekan mencari penghidupan ditutup,” ungkapnya.
Sejumlah korban PHK menduga bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja yang mereka alami akibat langkah efisiensi berkelanjutan oleh perusahaan secara bertahap dalam beberapa waktu terakhir.
“Setelah badai efisiensi yang silih berganti kini tiba saatnya kami harus berhenti. Tak pernah terlintas dan tak terduga bahwa akhir ini datang begitu cepatnya,” curhatnya.
Namun, di tengah gelombang PHK harapan dan semangat untuk bangkit selalu menjadi pilihan terbaik.
“Untuk teman-teman yang sedang jatuh karena badai PHK, ingat bangkit adalah sebuah pilihan, jangan pernah merasa sendiri. Mari kita bangkit bersama-sama karena hidup masih belum usai,” ajak akun tiktok @Okky – LifeAfterLayoff.
Unggahan video berisi curahan hati dari akun TikTok @Okky – LifeAfterLayoff menuai beragam tanggapan dari para pengguna media sosial.
Dugaan Penyebab
Beragam dugaan mengenai penyebab terjadinya PHK di industri penyiaran Indonesia terus bermunculan dan berkembang seiring waktu.
Salah satunya adalah perubahan drastis dalam cara masyarakat mengakses informasi menjadi faktor utama tekanan terhadap industri media penyiaran.
Penonton kini lebih memilih platform digital seperti YouTube, media sosial, dan layanan streaming sebagai sumber utama hiburan dan berita.
“Penyebab utamanya adalah masyarakat lebih memilih main hp scroll tiktok, buka FB, Instagram, YouTube atau Netflix. Akibatnya adalah penonton TV berkurang, rating turun dan otomatis keuntungan perusahaan turun drastis. Ini murni akibat perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih,” komentar akun @Abang Ojol dalam postingan video tiktok akun @Okky – LifeAfterLayoff
Kondisi ini menyebabkan penurunan pendapatan iklan secara signifikan bagi stasiun TV. Akibatnya, banyak perusahaan media harus memangkas biaya operasional, yang berdampak pada PHK besar-besaran dan penutupan sejumlah kantor cabang di berbagai daerah.
Sementara itu, beberapa masyarakat menduga hal ini berhubungan dengan kebijakan efisiensi pemerintah.
“Efisiensi Prabowo itu karena satu program ambisius makan siang gratis yang membutuhkan dana 750 triliun, imbasnya di semua sektor dan Prabowo mana mau perduli yang penting ambisinya terpuaskan,” tulis akun @Abah WAN Ubud
Sampai saat ini, pihak perusahaan belum memberikan pernyataan resmi terkait informasi mengenai PHK tersebut. (*)