Lombok Utara

Warga Kenang Kebaikan Rizkil Watoni, Sering Ikut Kegiatan di Masjid dan Aktif Bantu Masyarakat

Mataram (NTBSatu) – Kepergian Rizkil Watoni meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan warga Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kayangan, Lombok Utara.

Pasalnya, Rizkil dikenal sebagai pemuda yang baik, ramah, dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

“Beliau ini orang baik. Tidak hanya warga Sesait yang berduka. Tetapi semua warga Kabupaten Lombok Utara,” tutur Kepala Desa Sesait, Susianto kepada NTBSatu di kediaman korban, Selasa, 18 Maret 2025.

Sebagai seorang ASN di Dinas PUPR Lombok Utara, Rizkil sering menjembatani agar program pembangunan berjalan lancar dan langsung sampai ke masyarakat.

“Dia tidak hanya bermanfaat bagi keluarganya, namun bermanfaat juga bagi masyarakat Sesait,” kata Susianto.

IKLAN

Selain itu, sambungnya, Rizkil merupakan orang yang ceria, sering mengikuti kegiatan di masjid bersama warga. Namun setelah kejadian yang menuduhnya sebagai seorang pencuri, ia terlihat murung.

“Ia sudah jarang menampakkan diri di masjid,” kenang salah satu warga yang datang melayat ke kediaman Rizkil Watoni.

Ayah korban, Nasruddin menceritakan, teman kantor anaknya memberikan kesaksian bahwa ia memang anak baik dan penurut.

“Teman kantornya tadi cerita kalau anak bapak memang sering lupa. Tapi, Alhamdulillah anak bapak rajin serta penurut,” ungkapnya menceritakan.

Ia juga menuturkan, bagaimana perilaku anaknya dua hari sebelum pergi meninggalkan keluarganya. Zikril sering meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena banyak rencana yang belum terlaksana, seperti memberangkatkan umrah.

“Pak maaf, ibu maaf, saya belum bisa membahagaiakan. Saya sudah janji untuk berangkatkan umrah bapak dan ibu, tapi tidak kesampaian. Maaf belum bisa balas jasa bapak dan ibu, karena nanti saya akan di penjara selama lima tahun,” tutur Nasruddin sambil mengenang anaknya.

Akibat peristiwa ini, kepergian Zikril membuat keluarga sangat terpukul. Pihak keluarga berharap polisi yang melakukan tindakan pemerasan harus dihukum setimpal.

“Batin saya masih marah, harus setimpal polisi itu dengan nyawa anak saya,” tegas Nasruddin. (*)

Atim Laili

Jurnalis Hukum Kriminal

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button