Mataram (NTBSatu) – Persoalan lonjakan harga cabai menjadi atensi Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Pasalnya, harga cabai rawit di NTB meroket tinggi pada masa konsumsi dan kebutuhan yang meningkat drastis di awal Ramadan 2025.
Berdasarkan pantauan NTBSatu di sejumlah pasar, kisaran harga cabai rawit telah menyentuh angka Rp165 ribu hingga Rp200 ribu per kilogram. Hal tersebut akibat minimnya stok petani daerah karena curah hujan yang tinggi.
Merespons hal tersebut, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB berencana membangun greenhouse untuk pertani. Tujuannya, menghindari gagal panen.
“Nah ini salah satu (greenhouse, red). Petani mungkin kita bangunkan greenhouse. Itu kan untuk menjaga pasokan di musim hujan,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhammad Taufik Hidayat, Selasa, 4 Maret 2025.
Ia juga menegaskan, derasnya musim hujan di masa panen harus segera diantisipasi dengan pembangunan greenhouse sejak 4 bulan sebelum masa panen petani.
“Kalau kita misalnya antisipasi musim ini. Misal menanam, berarti kita menanam empat bulan ke belakang,” tegas taufik.
Sebelumnya, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal memastikan Pemprov NTB akan segera menyelesaikan lonjakan harga cabai.
“Kita sudah rapat pendahuluan kemarin dan kita akan berikan perhatian khusus masalah cabai ini,” ungkap Iqbal, Selasa, 4 Maret 2025.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini menjelaskan, perhatian khusus akan pihaknya wujudkan melalui intervensi pasar. Yakni mencari tahu penyebab melambungnya harga cabai, apakah permasalahan di distributor atau petani.
Setelah menemukan akar masalahnya, lanjut Iqbal, Pemprov NTB akan begerak cepat memberikan bantuan termasuk subsidi harga jika diperlukan.
“Semoga ini hanya anomali saja, kita akan melihat lebih jauh situasinya,” ujarnya. (*)