Mataram (NTBSatu) – Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat angka tuberkulosis (TBC) sepanjang tahun 2024, mencapai 1.280 kasus.
Meski angka ini terlihat signifikan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan mengungkapkan jumlah tersebut tidak sepenuhnya berasal dari penduduk Kota Mataram.
“Kota Mataram menjadi pusat rujukan fasilitas kesehatan dari kabupaten lain. Jadi, kasus yang tercatat tidak murni warga Mataram,” ujarnya, Senin, 27 Januari 2025.
Emirald menjelaskan, pasien luar kota yang terdeteksi mengidap TBC tetap tercatat dalam data Dinas Kesehatan Kota Mataram. Informasi tersebut tercantum dalam Sistem Informasi Tuberculosis Terpadu (SITB), yang memudahkan proses pemantauan dan pemetaan kasus.
“Kami sudah memetakan kasus yang bukan warga Kota Mataram. Data pasien ini kami migrasikan ke daerah asalnya, namun tetap terdeteksi di SITB karena fasilitas kesehatan kami yang mendeteksi,” jelasnya.
Setelah teridentifikasi, pasien dari luar daerah biasanya akan dikembalikan ke wilayah asal untuk tindak lanjut pengobatan.
Ia menyebut, Dinas Kesehatan Kota Mataram terus menggencarkan skrining dan edukasi terkait TBC. Skrining dilakukan di puskesmas dan rumah sakit melalui deteksi gangguan pernapasan.
Mekanisme edukasi, seperti penerapan etika batuk juga pihaknya terapkan di seluruh fasilitas kesehatan.
“Kami selalu mendidik pasien untuk memakai masker saat batuk. Prosedur ini sudah berjalan dengan baik di semua layanan kesehatan kami,” sambungnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan turut memberikan perhatian pada kondisi lingkungan perumahan masyarakat. Tim kesehatan rutin terjun ke lapangan, untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya pencahayaan dan ventilasi udara yang memadai di rumah.
“Kami rutin turun ke kampung untuk edukasi tentang lingkungan sehat, termasuk perumahan. Yang kami temui, beberapa area masih belum memenuhi standar perumahan sehat,” tambah Emirald. (*)