Mataram (NTBSatu) – Perubahan pola konsumsi media masyarakat Indonesia yang semakin bergeser ke platform streaming seperti Netflix, YouTube, dan TikTok, telah memberikan tekanan besar pada stasiun televisi (TV) tradisional di Indonesia.
Kompetisi ketat ini menyebabkan beberapa stasiun TV populer harus tutup karena terlilit masalah finansial.
Baru-baru ini, NET TV yang mesti rela diakuisisi oleh MD Entertainment lantaran masalah finansial. Kemudian menyusul aksi PHK massal ANTV.
Berdasarkan rangkuman NTBSatu, setidaknya terdapat enam stasiun televisi yang resmi berhenti beroperasi akibat persaingan dan krisis keuangan.
Adapun di antaranya, NET TV, stasiun televisi yang menyiarkan konten modern seperti Tonight Show, menghentikan siaran regulernya pada 2 Desember 2024.
Setelah hampir 10 tahun, MD Entertainment mengakuisisi Net TV. Kini berganti nama menjadi MDTV. Keputusan ini meninggalkan rasa kehilangan bagi penonton setianya.
Kedua Latifi, memulai siaran nasional pada 2002, harus tutup pada 14 Februari 2008 karena terlilit utang. Setelah itu, stasiun ini berganti nama menjadi tvOne dan terus berfokus pada berita.
Stasiun TV selanjutnya yang resmi tutup adalah TPI. Didirikan pada 1991 oleh Siti Hardianti Rukmana. TPI awalnya fokus pada tayangan edukasi. Namun, pergeseran identitas menjadi televisi hiburan mengharuskan MNC Group mengakuisisi stasiun TV ini pada 2010 dan berubah nama menjadi MNCTV.
Berhenti Karena Rendahnya Pangsa Pasar.
Selanjutnya, Bloomberg TV Indonesia, juga resmi berhenti tayang pada tahun 2015. Pertama hadir pada tahun 2013 dengan liputan ekonomi dan bisnis. Bloomberg TV Indonesia berhenti karena rendahnya pangsa pasar.
Berikutnya, MTV Indonesia juga berhenti beroperasi pada November 2015, setelah beberapa kali perubahan kerja sama. Merupakan pionir televisi musik di Indonesia, MTV Indonesia populer di kalangan generasi 90-an.
Terakhir Spacetoon, memulai siarannya pada 2005 dengan program anak-anak, seperti kartun dan anime. Spacetoon resmi tutup pada 18 Mei 2013. Masalah keuangan dan iklan yang tidak ramah anak menjadi alasan utama penghentian siaran.
Penutupan beberapa stasiun televisi ini menjadi bukti bagaimana perkembangan teknologi dan pergeseran pola konsumsi media memengaruhi industri penyiaran.
Perubahan ini mencerminkan dinamika industri media yang terus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. (*)
