Mataram (NTBSatu) – Rektor Unram, Prof. Bambang Hari Kusumo siap beri bantuan dan fasilitas untuk meringankan beban para korban kasus pelecehan seksual. Ia akan menyediakan berbagai bentuk dukungan, baik dari segi psikologis maupun kesehatan fisik dan bantuan hukum.
Bambang menyebutkan, Unram memiliki psikolog dan SDM yang bisa membantu para korban agar tidak terlarut dalam trauma yang mereka alami.
“Kami juga bersedia memberikan bantuan hukum,” ujar Bambang, melansir keterangan resmi Humas Unram, Selasa, 10 Desember 2024.
Ia menambahkan, Unram juga siap membantu menangani gangguan kesehatan yang mungkin para korban alami. Apabila para korban mengalami trauma psikologis hingga berdampak pada kesehatan fisik. Seperti murung dan sakit. “Unram siap memberikan bantuan,” ujar Bambang.
Sebagai bentuk inisiatif nyata, Unram memfasilitasi pertemuan antara Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dengan beberapa korban dengan didampingi Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unram untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang.
“Kami ingin memastikan bahwa kejadian ini tidak semakin banyak,” tambah Prof. Bambang.
Salah satu korban menyampaikan keinginan agar kasus ini dilanjutkan hingga pelaku mendapat hukuman yang adil. “Para korban ingin kasus ini dilanjutkan dan pelaku mendapat hukuman secara adil,” ungkap Bambang, mengutip pernyataan salah satu korban.
Dalam semangat tersebut, Bambang menegaskan, Unram siap membantu kapan pun korban perlukan.
“Unram, baik mereka (korban) minta maupun tidak, siap membantu,” pungkasnya.
Mensos Soroti Kasus Pelecahan Seksual di Kampus
Sementara itu, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul turut menyampaikan dukungannya terhadap penanganan kasus ini. “Pada prinsipnya, kami berikan dukungan sesuai dengan kebutuhan adik-adik. Mereka ingin kasus ini berlanjut dan mereka siap menjadi saksi secara apa adanya. Harapan mereka adalah agar ini menjadi pelajaran, supaya tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual,” ujar Gus Ipul.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian bersama terhadap berbagai bentuk kekerasan. Termasuk yang melibatkan anak-anak perantau, kekerasan dalam rumah tangga, maupun korban kekerasan seksual.
“Semua yang terkait dengan anak-anak perantau, kekerasan dalam rumah tangga, korban kekerasan seksual harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Gus Ipul juga turut memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang telah terjalin antara pemerintah dan berbagai pihak non-pemerintah dalam menangani kasus ini.
“Saya senang sekali, bersyukur kolaborasi antara pemerintah dan non-government di sini itu sangat baik. Kepolisiannya sudah punya prosedur dalam menangani penyandang disabilitas sebagai pelaku, Unram juga berkomitmen di depan, jadi istimewa. Saya apresiasi. Tentu ini menjadi kebersamaan dari mitra yang harus kita bangun,” tandasnya. (*)