Mataram (NTBSatu) – Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan (Bapeltanbun) NTB sukses menggelar Bimtek Inovasi Teknologi Climate Smart Agriculture (CSA). Kegiatan berlangsung di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Narmada.
Yang mengikuti kegiatan ini adalah 25 petani dari Kecamatan Narmada. Kepala Bapeltanbun NTB, M. Decki Iskandar mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pertanian yang berkelanjutan.
Acara pembukaan Bimtek secara resmi dibuka oleh perwakilan dari Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Lombok Barat, Koordinator KJF Lombok Barat, dan Koordinator BPP Kecamatan Narmada.
Sebelum memulai sesi pembelajaran, peserta mengikuti pretest untuk mengukur pengetahuan awal mereka tentang CSA.
“Materi hari pertama meliputi berbagai inovasi teknologi dalam pertanian berkelanjutan, termasuk penggunaan varietas unggul dan pembuatan biopestisida,” katanya.
Peserta, sambung Decki melakukan praktik langsung, seperti seleksi benih menggunakan larutan garam dan telur. Kemudian, pembuatan biopestisida dari bahan alami seperti daun mimba, daun mahoni, kunyit, dan daun kelor.
“Mereka juga mempelajari cara membuat stater untuk pupuk kompos, yang penting untuk meningkatkan kesuburan tanah,” ujarnya.
Selanjutnya di hari kedua, para petani mendapatkan materi tentang pemupukan berimbang dan pupuk organik, serta teknologi hemat air, termasuk metode Intermitten/AWD atau Alternate Wetting and Drying.
“Peserta mendapatkan kesempatan untuk praktik langsung dalam pembuatan pupuk kompos dengan bahan-bahan yang telah kita siapkan, seperti jerami, seresah, kohe, dedak, kapur dolomit, dan EM4 sebagai dekomposer,” beber Kepala Bapeltanbun NTB.
Selain itu, lanjut Decki, petani juga belajar tentang pengaturan air dengan sistem AWD menggunakan pipa paralon.
Sebagai penutup, peserta mengikuti posttest untuk mengevaluasi pemahaman mereka terhadap materi yang telah diajarkan selama dua hari tersebut.
Yang menutup kegiatan selama dua hari ini adalah koordinator BPP Kecamatan Narmada. Ia berharap, dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh, para petani bisa lebih siap menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Dan berkontribusi pada pertanian berkelanjutan di Kabupaten Lombok Barat,” tandasnya. (*)