Mataram (NTBSatu) – Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTB melalui Balai Benih Induk Pertanian (BBIP) akan ditingkatkan untuk tahun 2025.
Salah satu upayanya adalah menggunakan sistem pembayaran online. Tujuannya untuk mencegah adanya kebocoran.
“Jadi ini kita harus perbaiki untuk mencegah kebocoran. Dengan menggunakan sistem pembayaran non-tunai,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Ir. Muhammad Taufieq Hidayat.
Sisi lain, Kepala Dinas juga mendorong agar memaksimalkan upaya promosi dan sosialisasi ke masyarakat. Khusunya kepada para petani. Salah satunya adalah menguraikan bibit yang mereka sediakan, menjelaskan hasilnya, produktivitas, fungsi hingga keunggulannya.
“Salah satu caranya menyampaikan melalui sosial media,” saran Taufieq.
Dengan begitu, ia optimis pendapatan asli daerah bisa diraih. Alasannya menargetkan peningkatan PAD untuk tahun 2025 menyusul adanya potensi perlengkapan yang pihaknya dapatkan dari Pemprov NTB.
“Ada banyak potensi yang bisa menambah PAD kita, seperti mesin combain, traktor, dan alat berat lainnya,” katanya kepada NTBSatu, Selasa, 22 Oktober 2024.
Lebih jauh, Taufieq Hidayat menyebutkan, tahun ini BBIP NTB menargetkan Rp587 juta untuk PAD. Sedangkan untuk tahun 2025 mendatang, ia mendorong agar mereka bisa meraih Rp1 miliar.
“Target PAD kita saat ini sebesar 587 juta dari BBIP. Dan kita harapkan, ke depannya, target PAD minimal bisa mencapai Rp1 miliar,” ucapnya optimis.
Salah satu langkah untuk mencapai hal itu adalah dengan memaksimalkan penjualan bibit. Tentunya benih berkualitas kepada para petani. Karenanya Taufieq mendorong Balai Benih Induk Pertanian NTB bersedia kapanpun saat masyarakat membutuhkan bibit. Baik sejak pagi hingga malam.
“Kita juga minta agar layanan penyuluhan terkait bibit tersedia 24 jam. Ini pesan saya,” katanya saat rapat evaluasi PAD di Desa Peresak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Selasa, 22 Oktober 2024. (*)