Mataram (NTBSatu) – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Kerja Sama dan Kantor Urusan Internasional (KUI) telah sukses menggelar Workshop Peningkatan Program Mobilitas Internasional Civitas Akademika.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis memperkuat program internasionalisasi di lingkungan UMMAT. Dalam rangka mewujudkan visi universitas yang unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN pada tahun 2028.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, mengatakan, workshop ini mengangkat berbagai topik krusial. Seperti, program internasional dan hibah internasional, monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama.
Kemudian, indikator Kinerja Utama (IKU) 6, izin belajar mahasiswa asing, hingga program Muhammadiyah Global Mobility.
“Tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas UMMAT dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi,” kata Zaenuddin, Jumat, 25 Oktober 2024.
Zaenuddin menegaskan, pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mencapai visi universitas yang diharapkan. “Kegiatan ini sangat penting untuk memperluas jaringan kerja sama internasional UMMAT, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan peningkatan mobilitas internasional, kita akan mampu bersaing secara global dan membawa UMMAT ke panggung internasional,” ungkapnya.
Sesi workshop dipandu oleh Asbah, M.Hum, Kepala KUI dan moderator acara. Menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dalam bidang internasionalisasi pendidikan tinggi. Salah satu pembicaranya, Mr. Thomas Harding.
Dalam paparannya, Thomas menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing di kalangan civitas akademika UMMAT.
“Untuk meningkatkan daya saing global, website UMMAT harus bilingual, promosi-promosi harus dalam bahasa asing. Serta, mudah dimengerti oleh calon mahasiswa asing sasaran atau minimal bahasa arab dan bahasa inggris,” ujarnya.
Harus Terlibat Kegiatan Skala Internasional
Sementara itu, Koordinator KUI PTMA Fasilitator program ICT dan IISMA Kemendikbud, RIIda Puspita, M.A. Res, juga menjelaskan, pentingnya perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan berskala internasional.
Menurutnya, internasionalisasi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi global perguruan tinggi.
“Internasionalisasi dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif. Seperti pembukaan kelas internasional, kerja sama penelitian dengan universitas asing, program pertukaran pelajar, dan publikasi ilmiah internasional,” tuturnya.
Ia juga menekankan, globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas, memaksa institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan realitas ini.
Dalam era Global Village dan komunitas ekonomi ASEAN, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif internasional dan mampu bersaing di pasar global.
“Ini relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman global,” pungkasnya.
Targetkan 30 Persen Kerja Sama Internasional
Selanjutnya, Sekretaris APMU PTMA sekaligus Kepala LPMI UMMAT, Dr. Junaidin, M.Pd, menerangkan tentang pentingnya monitoring dan evaluasi mutu kerja sama untuk menjaga kualitas kemitraan internasional.
“Kerja sama yang berkualitas memberikan manfaat besar bagi program studi. Terutama, dalam hal peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi. Serta, mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” paparnya.
Junaidin menambahkan, monev kerja sama di UMMAT telah dilengkapi dengan instrumen yang mengukur efektivitas kerja sama di berbagai bidang. Seperti pengembangan SDM, teknologi, dan keuangan.
“Target kami adalah mencapai 30 persen kerja sama internasional. Sementara 35 persen lainnya terdiri dari kerja sama lokal dan nasional. Dengan demikian, kami dapat menciptakan sinergi yang kuat antara UMMAT dan mitra internasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, Dekan Fakultas Hukum UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, SH.L.LM., juga turut menyampaikan pandangannya terkait internasionalisasi di tingkat fakultas.
Menurutnya, setiap fakultas di UMMAT perlu memiliki kuota untuk mahasiswa asing sebagai bagian dari upaya menuju internasionalisasi yang lebih kuat.
“Kami sudah mempersiapkan borang selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung internasionalisasi. Saat ini sedang kita upayakan agar setiap fakultas bisa menarik mahasiswa asing,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus. Termasuk Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Drs. Amil, MM, yang menyampaikan tantangan anggaran dalam mendukung internasionalisasi.
“Program internasionalisasi memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kami terus berusaha mencari solusi untuk mendanai program ini agar dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Asbah, M.Hum menegaskan, mahasiswa UMMAT harus terus menyiapkan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra luar negeri.
“Ini ikhtiar terus menerus yang harus kita lakukan agar sampai pada tujuan internasionalisasi. Oleh karena itu, program Muhammadiyah Global Mobility kita harus dukung bersama,” tutupnya.
Dengan pelaksanaan workshop ini, UMMAT semakin mantap dalam langkahnya untuk mewujudkan visi unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN. Serta, berkontribusi aktif dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi global. (*)