Lombok Timur (NTBSatu) – MAN 1 Lombok Timur kembali menghidupkan Program Kemandirian dan Kewirausahaan Siswa (PKKS). Hal ini dalam rangka mendorong siswa memiliki kemandian dan jiwa kewirausahaan.
“Program ini berupa pemberian modal usaha pada siswa sebagai modal siswa berwirausaha dengan pola bimbingan dari dua guru pendamping,” kata Pendamping PKKS MAN 1 Lombok Timur, M. Zakaria, Jumat, 11 Oktober 2024
Zakaria menyebut, program ini sudah dimulai sejak 2019 lalu dan terus berlanjut hingga tahun ini.
Lanjut Zakaria, jumlah siswa yang terseleksi tahap pertama yaitu sejumlah 21 siswa. Variasi modal usaha yang siswa terima Rp500 ribu hingga Rp1 juta.
“Waktu program sekitar 6 bulan dan modal diserahkan secara langsung oleh Kamad MAN 1 Lotim, disaksikan semua siswa MAN 1 Lotim pada Kamis, 10 Oktober 2024 kemarin,” ucap Zakaria
Bahkan setelah tahap satu ini rampung, tambahnya, pihaknya akan kembali menggulirkan tahap kedua dengan sasaran sekitar 50 siswa.
Program Unggulan MAN 1 Lombok Timur
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lombok Timur, M. Nurul Wathoni mengungkapkan, program PKKS merupakan salah satu program unggulan sekolahnya.
Begitupun dengan program pembinaan prestasi akademik dan non akademik yang pihaknya implementasikan dalam 40 lebih ekstrakurikuler.
Wathoni menjelaskan, PKKS bertujuan untuk melahirkan wirausahawan muda dari kalangan madrasah yang harapannya bisa meraih kesuksesdan di bidang kewirausahaan.
“Sehingga mereka tidak selalu berorientasi untuk menjadi PNS atau semacamnya,” ucap Wathoni.
Menurutnya, untuk sukses dalam berwirausaha, butuh dorongan dan latihan sejak dini, termasuk melalui PKKS.
“Dalam PKKS ini, modal usaha sudah kita siapkan dari kopsis, komite, dan sumber lain yang tidak mengikat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah modal usaha madrasah berikan, nantinya siswa akan melakukan cicilan pengembalian. Cicilan sesuai kesanggupan dan perkembangan usaha yang siswa geluti, dengan ketentuan tanpa bunga.
Proses kewirausahaan ini juga mendapat bimbingan secara berkelanjutan oleh pembimbing usaha. Termasuk pihak madrasah memberikan ruang untuk siswa bisa melakukan kegiatan usahanya di lingkungan madrasah.
Artinya, selain siswa mendapat modal dan bimbingan, namun semua warga madrasah harus ikut memberikan dukungan. Dengan cara memberikan kesempatan mereka berwirausaha, menjajakan barangnya di madrasah.
Program PKKS ini, ungkap Wathoni, merupakan salah satu wujud implementasi kurikulum merdeka yang menuntut siswa untuk mandiri.
“Untuk melahirkan usahawan yang sukses memang harus dilatih sejak dini. Dan juga butuh dukungan serta keberanian para siswa,” tutup Wathoni. (*)