Lombok Timur

Nelayan Lombok Timur tak Berani Melaut Akibat Gelombang Ekstrem

Lombok Timur (NTBSatu) – Para nelayan di Lombok Timur terpaksa merelakan perahunya terparkir berbulan lamanya.

Pasalnya, gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem membuat mereka tak bisa melaut sejak awal Agustus 2024. Mereka pun kehilangan sumber penghasilan selama sebulan lebih.

Seorang nelayan asal Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Lombok Timur Abdul Hamid mengaku, sudah sebulan lebih tak bisa melaut akibat kondisi perairan yang ekstrem.

“Sejak awal Agustus ini memang anginnya kencang, rata-rata nelayan di sini sudah tidak melaut lagi,” kata Hamid kepada NTBSatu, Rabu, 11 September 2024.

Abdul mengungkapkan pernah memaksakan diri pergi melaut. Namun belum jauh berlayar, perahunya terhadang gelombang setinggi dua meter.

Ia yang biasa mencari ikan ke laut dengan jarak tempuh 3-4 kilometer kini sudah terhadang gelombang di kejauhan ratusan meter.

Pria 70 tahun mengungkapkan, di kondisi normal, ia rata-rata mendapat keuntungan Rp100 ribu per hari dari hasil penjualan ikan. Namun kini sudah tidak mendapatkan sepeser pun.

Imbasnya, Abdul harus bertumpu ke anggota keluarganya yang lain guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau untuk hidup saat ini cuma ngandelin anak,” ucap Abdul.

Sementara berdasarkan data BMKG NTB, adanya adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Papua.

Angin permukaan di wilayah NTB bertiup dengan variasi arah dominan dari tenggara-selatan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 40 km/jam.

BMKG pun memberi peringatan waspada peningkatan kecepatan angin di wilayah NTB serta potensi terjadinya hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang di Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Dompu. (*)

Show More

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button