Mataram (NTBSatu) – Pilgub NTB akan berlangsung pada November 2024 mendatang. Sejumlah pasangan Cagub-Cawagub aktif membicarakan visi dan misi. Namun, hingga saat ini, belum ada satupun yang membicarakan soal kesehatan mental. Padahal isu itu menjadi perhatian sejumlah pihak.
Direktur RSJ Mutiara Sukma NTB, dr. Wiwin Nurhasida mengatakan, berdasarkan data Riskes, kondisi penyakit kesehatan mental cukup banyak. Dan yang mendominasi adalah gangguan mental emosional, kecemasan, depresi, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ), dan ide bunuh diri.
Berdasarkan persentase Riskes 2018, angka pengidap penyakit kesehatan mental di NTB berada di atas tingkat rata-rata nasional. Sampai saat ini, rujukan terbanyak di RSJ Mutiara Sukma masih berupa ODGJ.
RSJ Mutiara Sukma NTB juga menemukan perihal ide bunuh diri yang cukup banyak. Karenanya, isu ini mesto menjadi bahan diskusi.
“Situasi yang mendasari ide bunuh diri memang agak kompleks,” ungkap Wiwin kepada NTBSatu, Selasa, 27 Agustus 2024.
Wiwin menegaskan, pelayanan kesehatan jiwa tidak dapat tertangani hanya melalui rumah sakit. Sebab, permasalahan kejiwaan sangatlah kompleks dan membutuhkan penanganan dari pihak-pihak lain.
Wiwin mendorong dan mengapresiasi apabila Cagub-Cawagub NTB berkomitmen terhadap layanan kesehatan jiwa. Karena kepedulian terhadap permasalahan harus datang dari berbagai pihak.
Menurutnya, harus ada tindakan rehabilitasi untuk ODGJ. Sebab, mereka kerap kali tidak memiliki kesempatan untuk bekerja. Mereka yang terindikasi orang dalam gangguan jiwa juga bisa dapat ruang untuk mandiri.
“Kami akan sangat senang bila para Cagub-Cawagub memerhatikan rehabilitasi ODGJ,” jelasnya.
Selanjutnya, Direktur RSJ Mutiara Sukma juga meminta kepada para kontestan yang nantinya terpilih agar mengdepankan isu perundungan. Sebab, isu itu membutuhkan tindak lanjut dari pemerintah.
Permasalahan mengenai penyakit kejiwaan sangat luas, dan tidak dapat terselesaikan hanya satu pihak saja. “Saya sangat mengharapkannya agar menjadi perhatian utama,” tandas Wiwin. (*)