Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram alami inflasi tahunan (y-on-y), sebesar 2,47 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram mencatat terjadi kenaikan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103, 31 pada Juli 2023 menjadi 105,86 pada Juli 2024.
“Inflasi ini terjadi karena kenaikan sembilan indeks dari 11 indeks kelompok,” jelas Kepala BPS Kota Mataram, M.Reza Nugraha, dalam keterangannya, Jumat, 2 Agustus 2024.
Adapun sembilan indeks kelompok pengeluaran tersebut meliputi perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,28 persen. Makanan, minuman dan tembakau menyumbang 3,77 persen.
Kemudian penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,82 persen; perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 2,76 persen.
Dan transportasi 2,00 persen; pakaian dan alas kaki 1,75 persen.
Lalu pendidikan sebesar 1,37 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 1,29 persen; dan kelompok kesehatan 0,80 persen.
Kota Mataram alami inflasi lantaran beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan secara signifikan.
Ada 10 komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan pada Juli 2024.
“10 komoditas itu, ada beras, emas perhiasan, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, angkutan udara, nasi dengan lauk, pisang dan air kemasan,” sebut Reza.
Sementara ada 10 komoditas yang menunjukkan penurunan harga.
Seperti bawang merah, telepon seluler, tomat, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, sabun mandi cair, daging ayam ras, bawang putih, udang basah dan tongkol diawetkan.
Di beberapa Pasar tradisional di Kota Mataram harga cabai rawit naik mencapai Rp80.000 per kilogramnya. Sementara harga tomat anjlok Rp2.500 per kilogramnya.
Di antara ketiga daerah perhitungan IHK di NTB, Kota Mataram menduduki pertingkat pertama perolehan inflasi tertinggi. Setelahnya ada Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa. Masing-masing mencatatkan inflasi sebesar 1,98 persen dan 1,14 persen.