Daerah NTBHukrimKota MataramLombok Barat

Ayah Santriwati Ponpes Al Aziziyah Ajukan Perlindungan Hukum ke LPSK

Mataram (NTBSatu)Orang tua santriwati Nurul Izzati, korban dugaan penganiayaan di lingkungan Ponpes Al Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat mengajukan perlindungan hukum ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Kuasa hukum santriwati Nurul Izati, Yan Mangandar mengatakan pihaknya telah melayangkan surat pengajuan pendampingan hukum kepada LPSK secara online. Pemohonnya adalah Mahmud Haji Umar BA, ayah Nurul Izzati. 

“Hari ini secara resmi bapak Mahmud Haji Umar BA mengajukan permohonan perlindungan hukum dengan mengisi form permohonan. Kami kirimkan secara online,” kata Yan Mangandar kepada wartawan pada Rabu, 17 Juli 2024.

IKLAN

Selain itu mengajukan ke LPSK, sambung Yan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dua lembaga lainnya, yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI. Kemudian, komisi nasional hak asasi manusia atau Komnas HAM.

“Kami rencananya berangkat tanggal 29 Juli 2024 ke Jakarta untuk bertemu lembaga-lembaga itu,” ujar Direktur Pusat Bantuan Hukum Mangandar (PBHM) ini.

Bantu Penyidikan Polresta Mataram

Yan mengaku, koordinasi dengan sejumlah lembaga ini sebagai langkah tim kuasa hukum mendukung progres yang sedang berjalan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Sat Reskrim Polresta Mataram.

IKLAN

“Sebagai support kepada kepolisian dalam proses kasus ini. Ini bukan hal yang mudah, walaupun progresnya di polisi terus berjalan,” jelas akademisi Universitas Muhammadiyah Mataram ini.

“Sebagai support kepada kepolisian dalam proses kasus ini. Ini bukan hal yang mudah, walaupun progresnya polisi sudah menemukan tempus korban mendapatkan kekerasan,” jelas akademisi Universitas Muhammadiyah Mataram ini.

IKLAN

Sebagai informasi, santriwati Ponpes Al Aziziyah Nurul Izzati menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu, 29 Juni 2024 sekitar pukul 10.00 Wita di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur. Jenazah almarhumah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Mataram untuk menjalani autopsi.

Meski belum pasti penyebab kematian Nurul, namun pihak keluarga menduga kuat jika korban mengalami penganiayaan di ponpes tempatnya menuntut ilmu. Hal itu setelah ayah korban melihat korban mengalami luka-luka di beberapa tubuh anak semata wayangnya tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button