Mataram (NTBSatu) – Pengamat Pendidikan Universitas Mataram, Ahmad Junaidi, Ph.D., mengusulkan penerapan diagram Voronoi, untuk mengatasi permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB zonasi.
Sebab, masalah PPDB zonasi untuk jenjang SMA sederajat di NTB selalu terulang setiap tahun. Serta, menimbulkan kesenjangan jumlah penerimaan siswa antar sekolah, yang penyebabnya karena kurangnya daya tampung.
“Dengan diagram Voronoi ini dapat memperhitungkan kekurangan sekolah negeri berada pada titik yang sesuai dengan kepadatan penduduk usia sekolah di wilayah tersebut. Serta, mempertimbangkan adanya sekolah swasta di zona tersebut,” ungkap Junaidi kepada NTBSatu, pekan lalu.
Lantas, apa sebenarnya diagram Voronoi ini dan bagaimana mekanismenya?
Berdasarkan keterangan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unram ini, diagram Voronoi adalah cara untuk memetakan sebuah titik layanan terdekat, seperti sekolah dari titik lain yaitu rumah siswa.
Dengan cara membuat garis khayal yang membentuk kawasan sel atau zona. Sehingga, diagram ini akan menunjukkan sekolah negeri mana yang terdekat dengan rumah siswa.
Dengan diagram tersebut juga, dapat memperhitungkan jumlah kekurangan sekolah negeri yang berada pada sebuah wilayah sesuai dengan kepadatan penduduk usia sekolah. Serta, mempertimbangkan adanya sekolah swasta di zona tersebut.
Hanya saja yang perlu menjadi perhatian, penerapaannya ini tidak bisa langsung saat ini di Indonesia.
“Membutuhkan data lapangan yang akurat terlebih dahulu untuk mewujudkan tujuan zonasi dan meminimalisasi masalah yang muncul dalam masa transisi. Termasuk, mengakomodasi rasa keadilan semua pihak,” jelas Junaidi.
“Persiapan penerapan dengan diagram Voronoi juga harus mulai. Dengan menimbang apakah akan membangun sekolah baru atau membangun kemitraan dengan sekolah swasta,” tambahnya.
Sebab, menurutnya, polemik dari sistem zonasi ini adalah ketidakmerataan lokasi dan kekurangan jumlah sekolah negeri. Sehingga, menimbulkan banyak ‘titik kosong’ dan banyak siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
“Maka, diagram Voronoi dengan sedikit modifikasi bisa dipakai untuk membuat peta zonasi di Indonesia,” pungkas Junaidi