Mataram (NTBSatu) – Masalah Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB NTB 2024 jenjang SMA sederajat, tidak hanya tentang ratusan siswa yang belum mendapat sekolah. Selain itu, di beberapa wilayah NTB, kegiatan pembelajaran siswa dititipkan sementara ke sekolah terdekat.
Penyebabnya adalah jumlah sekolah yang ada wilayah tersebut, kurang dari jumlah lulusan SMP sederajat. Padahal, panitia PPDB SMA sederajat NTB telah melakukan pemetaan sumber siswa yang akan masuk ke SMA dan SMK, melalui Dapodik. Sehingga, tampak potensi akan bersekolah di mana.
Namun, tampaknya pemetaan itu tidak cukup. Buktinya, masih ada wilayah-wilayah yang kekurangan sekolah di NTB. Alhasil, solusinya adalah menitipkan para siswa tersebut di sekolah negeri yang terdekat.
“Sekarang, kami terima dulu muridnya di sekolah negeri terdekat. Istilahnya filial, sekolah persiapan atau embrio untuk menjadi sekolah baru,” jelas Kepala Dinas Dikbud NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., Kamis, 18 Juli 2024.
Ia mengatakan, ada empat wilayah yang menerapkan konsep seperti itu, yakni di daerah Keruak-Jerowaru, Lombok Timur. Kemudian, Narmada-Suranadi, Lombok Barat; Sakra-Sakra Barat, Lombok Timur. Serta, Moyohilir, Sumbawa.
“Seperti di Suranadi, karena tidak ada sekolah, maka yang terdekat Narmada. Anak-anak Suranadi belajarnya di SMA Narmada,” kata Aidy.
Penitipan ini bersifat sementara, sampai gedung bangunan sekolah yang baru jadi.
“Ada empat sekolah kita butuhkan untuk bangun Unit Sekolah Baru (USB). Kami bangun tahun depan,” ujar Aidy.
Selama proses pembangunan USB tersebut, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan tetap berada di sekolah yang sekarang atau sekolah induk. Ia meminta, agar pihak sekolah tidak membedakan siswa baru yang filial maupun non-filial.
“Untuk sekolah-sekolah seperti itu, saya minta masuk pagi atau siang semua, tidak boleh membedakan dengan kelas 10 yang lain, filial maupun non-filial,” tandas Aidy.