Mataram (NTBSatu) – Kasus kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat, Nurul Izati terus berjalan di Polresta Mataram. 14 orang pihak pondok pesantren kembali dipanggil.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusua menyebut pemeriksaan kembali 14 pihak Pondok Al Aziziyah tersebut berlangsung pada Jumat, 12 Juli 2024 besok.
Ke-14 saksi tersebut terdiri dari santriwati, pengurus, dan tenaga kesehatan Ponpes Al Aziziyah.
“Surat pemanggilan sudah layangkan kemarin (Rabu),” kata Yogi, Kamis, 11 Juli 2024.
Total saksi yang telah menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) sebanyak 24 orang. Yogi mengaku, pihaknya belum menerima hasil autopsi jenazah Nurul Izati dari RS Bhayangkara.
“Jadi, total saksi kemarin sudah 24. Kami agendakan buat Jumat besok 14 orang. Untuk hasil autopsi belum kami terima,” jelasnya.
Kasat Reskrim juga menanggapi pernyataan kuasa hukum Ponpes Al Aziziyah yang mengkalim tidak ada indikasi kekerasan di pondok pesantren. Dia tidak mempermasalahkan pernyataan tersebut.
“Itu sah-sah saja. Kalau kami belum berani menyimpulkan. Proses pemeriksaan masih berjalan,” timpalnya.
Begitu juga dengan adanya pendampingan saksi oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram terhadap para santriwati yang bakal diperiksa. Itu pun hal yang wajar.
Bahkan, pendampingan LPA menunjukan sikap profesional kepolisian.”Malah itu menunjukkan sikap profesional kami dalam proses pemeriksaan bahwa hak-hak saksi, termasuk menjaga psikologi anak itu penting,” tandasnya.
Sebagai informasi, Nurul Izati meninggal dunia pada Sabtu, 29 Juni 2024 pagi di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur. Jenazah almarhumah itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Mataram untuk menjalani autopsi.
Meski belum pasti penyebab kematian Nurul, namun pihak keluarga menduga kuat jika korban mengalami penganiayaan di ponpes tempatnya menuntut ilmu.
