Antisipasi Lonjakan Harga Jelang Iduladha, Ketersediaan dan Distribusi Pangan Jadi Kunci

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Provinsi NTB menjamin kebutuhan dan distribusi bahan pangan strategis guna mengantisipasi lonjakan harga jelang Hari Iduladha.
Kepala Biro Perekonomian Setda NTB Wirajaya Kusuma, mengatakan, harga kebutuhan pokok memang cenderung meningkat ketika mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Maka dari itu, pemerintah berupaya agar stok bahan pokok tetap terjaga, rantai pasok yang stabil dan kenaikan harga yang ada masih terjangkau oleh masyarakat.
“Kami meminta masing-masing OPD memonitor supaya harga tidak mengalami lonjakan yang signifikan. Harga meningkat, karena permintaannya juga meningkat. Namun, kenaikan harus dalam batas yang wajar,” jelasnya usai Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah, di Mataram, Selasa, 11 Juni 2024.
Berdasarkan hasil Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Kemendagri pada Senin kemarin, Wirajaya mengatakan, bahan pokok yang memiliki andil besar terhadap inflasi di NTB adalah cabai, daging ayam dan telur.
“Iya, komoditas tersebut yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga, tapi begitu terjadi kelangkaan, segera kita intervensi melalui gerakan stabilisasi,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan inflasi, NTB pada Mei 2024 mencatatkan inflasi tahunan (yoy) sebesar 2,77 persen. Untuk pertama kalinya, angka tersebut lebih rendah dari persentase nasional yang mencapai 2,84 persen.
Berita Terkini:
- Wawancara Eksklusif di TVRI NTB, Ketua STKIP Taman Siswa Bima Paparkan Deretan Capaian Kampus
- 5 Wilayah Jawa Timur Diisukan jadi Kabupaten atau Kota Baru, Ini Daftarnya
- Buntut Tragedi Juliana, Gunung Rinjani Dapat Ulasan Bintang Satu di Google
- Heboh Gaji PNS Naik 16 Persen, Ini Fakta dan Rincian Besarannya
- Pernah Populer, Empat Perusahaan Ini Bangkrut di Indonesia
Secara bulanan (month to month/MtM), NTB juga mencatatkan deflasi di angka 0,41, lebih besar dari rata-rata nasional 0,03 persen. Adapun, target pengendalian inflasi daerah NTB berada pada rentang 1,5-3,5 persen.
“Kontributor terbesar penurunan inflasi adalah Kabupaten Sumbawa dengan perolehan 2,19 persen dengan perolehan IHK sebesar 106,27 persen. Sementara Kota Mataram 3,18 persen dan Kabupaten Bima 2,9 persen,” paparnya.
Wirajaya mengungkapkan, penurunan inflasi di NTB turut mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga, melalui penerapan 4K dalam pengendalian inflasi daerah meliputi keterjangkauan harga, menjaga ketersediaan pasokan, menjamin kelancaran distribusi, dan meningkatkan komunikasi yang efektif. (STA)