Mataram (NTBSatu) – Program bantuan pangan beras yang dilakukan oleh Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bertujuan untuk mengendalikan harga.
Deputi Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan produksi ditambah karena Indonesia mengalami El-Nino. Hal tersebut karena El-Nino memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap jumlah produksi beras.
“Kita memang sedikit mengalami penurunan produksi relatif, artinya tahun 2023 cukup pas produksi kita,” ungkap Ketut, dilansir dari Liputan 6, Kamis, 1 Februari 2023.
Maka dari itu, pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah serius, baik dalam pemberian bantuan pangan maupun SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan). Hal tersebut karena jika tidak ditangani dengan serius, maka harga beras akan terus melonjak.
Ketut juga meminta Bulog untuk mempersiapkan cadangan berasnya. Menurutnya, harus ada intervensi pemerintah dalam memberikan dukungan bantuan kepada masyarakat yang memerlukan, seperti keluarga penerima manfaat (KPM).
Baca Juga: Verifikasi Data Belum Selesai, Penyaluran Bantuan CBP di Mataram Mundur
“Sekitar 22 juta (KPM) yang menjadi target kami untuk diberikan bantuan pangan dalam hal ini beras,” tuturnya.
Bantuan pangan beras merupakan program pemerintah berupa penyaluran beras kepada KPM. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat berpendapatan rendah.
“Kami mengikuti berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kemenko PMK, dan besaran bantuan sebanyak 10 kg beras per KPM per bulan,” terangnya.
Pemberian bantuan ini sudah dilakukan sejak awal 2023, dan dilanjutkan lagi pada 2024. Bantuan Pangan Beras 2024 disalurkan mulai Januari hingga Maret kepada 22 juta KPM berdasarkan Data P3KE Kemenko PMK. Bantuan akan diperpanjang pada Mei sampai Juni dengan catatan APBN masih memungkinkan. (WIL)
Baca Juga: Soal Desakan RUPS Bank NTB Syariah, Pj. Bupati Lombok Timur: Kita Amati Dulu