Mataram (NTBSatu) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia, yang melaporkan beberapa bank di Indonesia mengurangi jumlah mesin ATM yang tersebar di berbagai tempat.
Sepanjang tahun 2023, ada 1.417 unit yang mengalami pemangkasan. Berdasarkan data terakhir mesin ATM tersisa hanya 91.412 unit.
Selain mesin ATM, ternyata jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia tersisa 115.539 per triwulan IV-2023, berkurang 4.676 unit.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo mengungkapkan, ada sejumlah alasan yang melatar belakangi susutnya jumlah mesin yang membantu nasabah menarik dananya itu.
Salah satu penyebabnya, tak lain adalah fenomena digitalisasi telah menyebarluas dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat dari konvensional, menjadi lebih modern dengan sistem yang lebih praktis dan cepat.
“Dari sudut pandang nasabah, ada kebiasaan baru untuk menggunakan mobile banking dan mobile apps pada transaksi keuangannya. Lebih mudah dan gampang diakses dari beragam tempat pilihan nasabah,” kata Arianto dilansir CNBC Indonesia, Senin, 10 Juni 2024.
Berita Terkini:
- Disnakeswan NTB Serahkan Dokumen ke Jaksa Dugaan Korupsi Ternak dan Kandang
- Inspektorat NTB Telusuri Proses Promosi Event Lombok Sumbawa Motocross di Sejumlah Daerah
- Kontraktor Kasus Disperindag Kembali Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Puskesmas Dompu
- Gudang Logistik KPU Kota Mataram Tergenang Air, Ribuan Kotak Suara Dipindahkan ke Selagalas
- Farin Tampil Memukau di Debat Kedua Pilbup Lombok Barat, Jawab Pertanyaan dengan Cerdas Lugas dan Tepat Sasaran
Tren menyusutnya ATM dan gerai fisik bank, lanjut Arianto, karena biaya investasi dan pemeliharaan yang relatif sangat tinggi. Rata-rata biaya perawatan untuk satu mesin ATM bisa mencapai Rp144 juta per tahunnya, tentunya hal ini turut yang menyebabkan pembengkakan pada overhead cost perbankan.
Kendati demikian, ia mengatakan ATM tentunya masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama pada daerah yang masih minim akses jaringan internet memadai. Bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, dengan tetap menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.
“Nanti, pada saatnya pasti akan ditemukan keseimbangan baru atas penggunaan layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik,” pungkas Arianto. (STA)