Mataram (NTBSatu) – Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali hadir di Mataram pada 6-8 Juni 2024. Konsul-Jenderal Australia untuk Bali, NTB dan NTT, Jo Stevens membuka FSAI 2024 di Mataram.
Setelah membuka FSAI 2024 di Lombok Epicenterum Mall, Kota Mataram, Stevens mengatakan, pemutaran film di Mataram merupakan bagian dari rangkaian festival FSAI yang berlangsung dari 31 Mei hingga 23 Juni 2024 di sepuluh kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Surabaya, Mataram, Makassar, Manado, Samarinda, dan Balikpapan.
“FSAI 2024 terasa istimewa karena tahun ini kami menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia,” ujar Stevens, Jumat, 7 Juni 2024.
Lebih lanjut, Stevens menjelaskan bahwa FSAI 2024 merayakan kisah-kisah yang menghubungkan dan menampilkan keahlian dan kreativitas industri film Australia dan Indonesia kepada para penonton di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Mataram.
Festival di Mataram dibuka pada Kamis, 6 Juni 2024 dengan pemutaran perdana film Blueback, sebuah film Australia Barat yang menceritakan kisah universal tentang persahabatan, keluarga, dan komunitas.
Berita Terkini:
- Baru Tiba dari Tanah Suci, Jemaah Haji NTB Meninggal Akibat Serangan Jantung
- 7000 PKL NTB Optimis Ekonomi Bangkit Bersama Iqbal-Dinda
- Sunday Morning Bank NTB Syariah Dukung Geliat UMKM Lokal
- Heboh Foto Pendaki Kibarkan Bendera Israel di Rinjani 2016, BTNGR Minta Masyarakat Bijak Sikapi Informasi
- Daftar 5 Klub dengan Nilai Pasar Tertinggi di Piala Dunia Antarklub 2025, Real Madrid Teratas
Film-film yang juga akan diputar tahun ini adalah Petualangan Sherina 2, yang diproduseri oleh sineas Indonesia dan alumna Australia, Mira Lesmana, film animasi Scarygirl, dan film horor Talk to Me.
Selain pemutaran film, FSAI 2024 di Mataram juga akan menampilkan masterclass yang dibawakan oleh sinematografer Australia peraih penghargaan, Rick Rifici, yang juga merupakan Direktur Fotografi untuk film Blueback.
“Kualitas dan universalitas film-film Australia dan Indonesia yang ditampilkan di FSAI menunjukkan bahwa kedua negara memproduksi film-film yang inovatif dan berpengaruh yang beresonansi dengan penonton di seluruh dunia. Australia dan Indonesia sama-sama memupuk industri kreatif yang penting ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi,” tandas Stevens.
Tiket pemutaran film tidak dipungut biaya dan tersedia tempat duduk yang terbatas. Tiket dapat dibeli di FSAI.ID. (GSR)