Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram berhasil menekan angka kemiskinan di bawah 2 digit, yakni 8,6 persen. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Mataram.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram, H. Lalu Martawang mengatakan, tantangannya yaitu semakin kecil angka kemiskinan, penurunannya semakin melambat. Hal ini sesuai dengan teori kemiskinan, di mana semakin rendah angka kemiskinan, semakin sulit untuk menurunkannya.
Martawang menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pada penanganan kemiskinan ekstrem, yang terpusat di Kecamatan Sandubaya dan Kecamatan Ampenan.
“Peta kemiskinan ekstrem di Kota Mataram berada di Kecamatan Sandubaya dan Kecamatan Ampenan. Dibutuhkan ikhtiar untuk memaksimalkan terfokus pada penanganan kemiskinan ekstrem,” jelas Martawang.
Untuk mencapai target ini, diperlukan fokus data dan intervensi terpadu dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Selain itu, pelibatan multi-stakeholder juga penting untuk melakukan intervensi di sasaran terfokus sesuai data yang disepakati bersama.
Berita Terkini:
- Hadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pilkada, Pj. Gubernur NTB Sebut Persiapan Pilkada 2024 Sudah Mantap
- Sekda NTB Sebut Reforma Agraria Sumber Kesejahteraan Masyarakat
- Pj Gubernur NTB Ajak Masyarakat Sambut Pesta Demokrasi dengan Riang Gembira
- Ribuan TPS di NTB Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Minta Lakukan Antisipasi
- Iron – Edwin Puncaki Survei PUSPOLL di Pilkada Lombok Timur
Kota Mataram memiliki sistem informasi data kemiskinan berbasis geoparsial yang memungkinkan untuk mendeteksi rumah dan warga yang bersangkutan.
Hal ini diharapkan dapat membantu dalam pembersihan data dan penargetan yang tepat.
“Perbedaan data atau anomali data selalu menjadi masalah. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian PMK perlu diseleksi kembali oleh tim di Bappeda, karena masih ditemukan warga penerima manfaat yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara, TNI-Polri, meninggal dunia, dan pindah dari Kota Mataram,” jelasnya.
“Jika data profilnya demikian, maka akan lebih panjang mengintervensinya,” tambahnya.
Meskipun kantong kemiskinan terpusat di dua kecamatan, Pemkot Mataram tidak abai terhadap wilayah lainnya.
Persoalan kemiskinan sangat dinamis, sehingga perlu dilakukan intervensi dan identifikasi sasaran komprehensif.
“Pemkot Mataram telah mencantumkan program skala prioritas penanganan kemiskinan di RPJMD Kota Mataram. Sehingga dapat memastikan penanganannya tepat sasaran dan efektif,” jelasnya. (WIL)