Pendidikan

Sejumlah Siswa SMA Nekat Konvoi Rayakan Kelulusan, Padahal Dilarang Sekolah

Mataram (NTBSatu) – Pengumuman kelulusan bagi siswa SMA sederajat di NTB telah dilakukan pada Senin, 6 Mei 2024 malam melalui laman resmi sekolah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya konvoi dan corat-coret seragam yang biasa terjadi saat kelulusan.

Meskipun telah diberlakukan pengumuman secara daring, ternyata masih ada saja siswa yang melakukan konvoi dan coret seragam. Mereka tidak melakukannya kemarin saat hari pengumuman, tetapi setelahnya yakni pada hari ini, Selasa, 7 Mei 2024.

Pantauan NTBSatu, sejumlah rombongan siswa secara berangsur mulai mendatangi kawasan Senggigi sejak pagi. Para siswa itu ada yang boncengan dan membawa motor sendiri, lalu ada yang sudah dengan baju penuh dengan corat-coret dan yang masih putih mulus.

Mereka melakukan kegiatan konvoi dan corat-coret seragam tersebut dalam rangka merayakan kelulusannya.

Namun, berdasarkan pantauan di lapangan, jumlah yang melakukan konvoi dan corat-coret seragam ini menurun dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, hanya sekitar dua sampai lima rombongan saja yang melintas di jalur Senggigi. Sementara pada tahun lalu, hampir 20 rombongan dan ada yang terkena razia di Makam Bintaro, Ampenan.

Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, H. Aidy Furqan merespons, sangat menyayangkan aksi konvoi para siswa yang dilakukan hari ini.

Berita Terkini:

“Saya sangat sayangkan masih ada anak-anak yang tidak patuh dengan sekolahnya sehingga melakukan konvoi,” ujarnya, Selasa, 7 Mei 2024.

Padahal, pihaknya telah mengingatkan secara langsung kepada sekolah agar meminta siswanya tidak melakukan konvoi saat kelulusan.

“Sekolah juga merespons dan melakukan koordinasi dan pengawasan kepada para siswa. Sehingga pengumuman kelulusan dilakukan secara daring dan banyak diisi kegiatan pelepasan,” tambah Aidy.

Dengan adanya kejadian ini, Dinas Dikbud Provinsi NTB akan mencoba mencermatinya dahulu. Seperti, mencari ada yang menggerakan atau memprovokasi sehingga para siswa terpancing untuk konvoi.

“Setelah itu, baru nanti saya minta sekolah untuk mengidentifikasi siapa saja siswanya yang ikut konvoi. Lalu, diberikan pembinaan sebelum mereka menerima ijazahnya,” tandas Aidy. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button