Mataram (NTBSatu ) – Musim hujan yang terjadi saat ini membawa kekhawatiran akan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD), terutama di lingkungan sekolah di Kota Mataram.
Dinas Pendidikan Kota Mataram bersama Dinas Kesehatan telah mengambil langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran DBD di sekolah-sekolah.
Sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar, Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala sekolah untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah, terutama kamar mandi dan area terbuka, dari genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jendik nyamuk aedes aegypti.
“Fogging atau pengasapan juga dilakukan di sekolah-sekolah dan yang sudah berjalan di Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Yusuf, kepada NTBSatu Jumat, 26 April 2024.
Meskipun upaya pencegahan telah dilakukan, kewaspadaan terhadap DBD di lingkungan sekolah tetap harus ditingkatkan.
Berita Terkini:
- Dunia WWE Berduka, Rey Mysterio Meninggal Dunia
- DAK Fisik Tahap III Pemprov NTB Terancam Tidak Cair, Sekda: Semua Sudah Clear
- TPA Kebon Kongok Overload, Iqbal Janji Pengelolaan Sampah Jadi Prioritas
- NTB Butuh Rp6,7 Triliun Bangun Sport Center untuk PON 2028
Yusuf menjelaskan, pihak sekolah diimbau untuk terus memantau kondisi lingkungan sekolah dan segera melaporkan jika ditemukan genangan air atau potensi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Orang tua juga perlu berperan aktif dalam menjaga kesehatan anak-anaknya. Pastikan anak menggunakan kelambu saat tidur, memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan, dan rutin menggunakan obat nyamuk,” jelasnya.
Selain itu, jika terdapat murid yang menunjukkan gejala DBD seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, segera hubungi puskesmas terdekat.
Penting untuk diingat bahwa DBD tidak hanya dapat menular di lingkungan sekolah saja. Melainkan nyamuk aedes aegypti dapat berasal dari lingkungan sekitar rumah dan tempat lainnya.
Oleh karena itu, upaya pencegahan DBD tidak hanya terbatas pada sekolah, tetapi juga harus dilakukan di lingkungan tempat tinggal dan komunitas. (WIL)